Minggu, 25 Februari 2018

Metode dan Teknik Membaca


Metode dan Teknik Membaca

Disusun Oleh : Kelompok 6
Diyan Riyani (1713041013)
Moulia Mahyu (1713041005)
Zazila Ziani (1713041043)
Melita Sari (1713041007)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Prodi. Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : A
Dosen Pengampu : Dr. Siti Samhati, M.Pd




Bandar Lampung, 19 Oktober 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Tahun Pelajaran 2017/2018

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
            Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, salawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad  SAW.
            Berkat rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa, penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Metode dan Teknik Membaca” dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Dr. Siti Samhati, M.Pd, yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Perpustakaan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
            Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penyusun pada khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penyusun sampaikan terimakasih.   
Wassalammualaikum Wr.Wb
Bandar Lampung, 14 Oktober 2017
Penyusun


Kelompok 6



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……i
DAFTAR ISI………………………………………………….……………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………..…..………………1
1.1              Latar Belakang Masalah…………………..……………………………..……1
1.2              Rumusan Masalah…………………………..…………………...……….……2
1.3              Tujuan……………....…………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..…3
2.1       Pengertian Metode dan Teknik Membaca…………………………………….3
2.2       Metode SQ3R…………………………………………………………………4
2.3       Metode Membaca P2R…………………………………………………...….11
2.4       Metode Membaca S-D4…………………………………………………...…13
2.5       Metode Membaca PACER…………………………………………………..14
2.6       Teknik Lain……………………………………………………………..……16

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………20
3.1       Kesimpulan……………….……………………………………………....….20
3.2       Saran…………………..……………………………………………...……...20

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….21
  


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1                          Latar Belakang
Keberhasilan anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Kemampuan membaca ini tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses pembelajaran yang sebagian merupakan tanggung jawab guru. Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan membacanya.
Banyak sekali informasi yang dapat digali dari kegiatan membaca. Orang yang banyak membaca akan mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang yang jarang atau bahkan tidak pernah membaca. Melalui pengetahuan yang dimiliki itu, orang dapat mengkomunikasikan kembali informasi yang dimiliki dalam bentuk lisan atau tulisan. Sehingga dengan kata lain, membaca dapat membantu pula seseorang untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam bentuk lain. Apalagi dalam masyarakat yang berteknologi modern seperti sekarang ini, seseorang haruslah banyak membaca agar dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi karena kesulitan dalam membaca merupakan cacat yang serius dalam kehidupan (Slamet, 2003: 74). Menumbuhkan minat membaca siswa dengan metode yang tepat, dapat digunakan sebagai langkah awal dalam pembelajaran membaca.
Sering kita mengalami  kesulitan  dalam memahami sebuah buku atau bahan bacaan lainnya. Tidak jarang untuk memahami sebuah bacaan, kita membaca lebih dari satu kali. Mengapa demikian? Banyak orang yang membaca sebuah buku atau bacaan lain dengan cara membaca keseluruhan bacaan itu sekaligus. Dengan cara itu,  orang tersebut beranggapan akan dapat memahami bacaan itu dengan baik. Ternyata  anggapan tersebut tidak terlalu tepat. Untuk memahami suatu bacaan, tidaklah sekedar membaca, tetapi  memerlukan strategi yang tepat, cepat, dan memperoleh hasil yang baik.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan metode dan teknik membaca?
1.2.2        Bagaimana membaca SQ3R, P2R, S-D4, dan PACER?
1.2.3        Apakah ada teknik lain dalam membaca selain SQ3R, P2R, S-D4, dan PACER?

1.3              Tujuan Masalah

1.3.1        Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah dasar-dasar membaca.
1.3.2        Untuk mengetahui pengertian metode dan teknik membaca.
1.3.3        Untuk mengetahui macam-macam metode dan teknik membaca.
1.3.4        Untuk mengetahui teknik lain dalam membaca selain SQ3R, P2R, S-D4, PACER dan teknik lain.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Metode dan Teknik Membaca
                        Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Edward Anthony (1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian pun yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis (sudah jelas kebenarannya), sedangkan metode bersifat prosedural (langkah-langkah).
                        Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Lebih lanjut Sangidu memberikan batasan metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (2004: 14).
                        Menurut Salamun dalam (Sudrajat, 2009: 7) metode pembelajaran ialah sebuah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi atau lingkungan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan pengertian metode di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi yang berbeda[1].
2.2     Jenis-Jenis Metode Membaca
          Metode membaca (reading method) merupakan tingkat penerapan teori-teori membaca yanga da pada tingkat model membaca. Penerapan metode membaca dilakukan dengan cara melakukan pemilihan kemahiran khusus yang akan digunakan untukmembaca, yaitu kemahiran memanfaatkan informasi visuola dan nonvisual. Dari berbagai ragvam metode membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu metode dasar, metode menengah, dan metode lanjutan.
          2.2.1    Metode Dasar
       Metode dasar merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca semula. Pembaca pemula adalah pembaca yang baru kali pertama membaca atau belajar membaca. Menurut Wiryodijoyo (1989:35) dan Akhadiah (1992:32), metode membaca dasar (permulaan) ada lima, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai suku kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sintesis (SAS).
1.      Metode Abjad dan Metode Bunyi
Metode abjad merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan prosedur huruf dibaca dalam wujud abjad.
Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, be, ce, de, dan seterusnya.
Metode bunyi merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan cara huruf dibaca di dalam wujud bunyi. Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, eb, ec, ed, dan seterusnya.
2.        Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga.
Metode kupas rangkai suku kata merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai suku kata yang dibaca. Bacaan yang dibaca dalam bentuk suku kata, misalnya : suku kata bo – la, bu – sa, dan bu – ku.
Suku kata-suku kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1.      Tiap suku kata diurai atau dibaca huruf demi huruf.
2.      Huruf demi huruf dirangkai atau dibaca menjadi suku kata.
Contohnya adalah :
bo – la
b – o – l – a
bo – la
bu – sa
b – u – s – a
bu – sa
bu – ku
b – u – k – u
bu – ku
Metode kata lembaga adalah metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai kata lembaga yang dibaca. Bacaan yang dibaca tidak dalam bentuk suku kata, namun dalam bentuk kata. Misalnya kata topi, mata, dan sapu.  Kata-kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1.      Kata dibaca (diuraikan) menjadi suku kata-suku kata,
2.      Suku kata dibaca (diurai) menjadi huruf demi huruf,
3.      Huruf demi huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata,
4.      Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi kata.
Contohnya adalah :
topi
to – pi
t – o – p – i
to – pi
topi
mata
ma – ta
m – a – t – a
ma – ta
mata
sapu
sa – pu
s – a – p – u
sa – pu
sapu
Persamaan kedua metode itu adalah menggunakan prosedur yang sama, yaitu mengurai dan merangkai suku kata mengurai suku kata  menjadi huruf demi huruf dan merangkai huruf demi huruf menjadi suku kata, sedangkan metode kata lembaga mengurai kata menjadi suku kata – suku kata, mengurai suku kata menjadi huruf-huruf, merangkai huruf-huruf menjadi suku kata merangkai suku kata – suku kata menjadi kata.
3.        Metode Global
Metode global merupakan yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh kembali. Prosedur penerapan metode ini adalah berikut ini.
1.      Pembaca membaca beberapa kalimat.
2.      Salah satu kalimat dipilih untuk dibaca lebih lanjut.
3.      Kalimat yang terpilih dibaca (diurai) kata demi kata.
4.      Kata-kata tersebut dibaca (diurai) suku kata demi suku kata.
5.      Suku kata-suku kata itu dibaca (diurai) huruf demi huruf.
6.      Huruf dan huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.
7.      Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.
8.      Kata-kata dibaca (dirangkai) menjadi kalimat.
Penerapan metode ini adalah :
a.       Membaca beberapa kalimat, misalnya :
Ini bola saya
Ini bola dia
Ini bola adik
b.      Kalimat yang dipilih dibaca dengan cara diurai dan dirangkai, misalnya kalimat “ini bola saya”
                                              Ini bola saya
                Ini                                 bola                         saya
              I – ni                             bo – la                     sa – ya
            I – n – i                       b – o – l – a             s – a – y – a
              I – ni                             bo – la                     sa – ya
                Ini                                 bola                         saya
                                              Ini bola saya
4.      Metode SAS
Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) merupakan metode membaca permulaan yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu membaca secara struktur, analisis, dan sistaksis. Dalam penerapannya, metode SAS dibagi menjadi dua jenis, yaitu metode SAS tanpa buku dan dengan buku (Zuchdi 1997:55)

a)        Merekam Bahasa Siswa. Kalimat yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai dengan tingkat baca siswa sehingga bahasa hasil rekaman dipilih terlebih dahulu, tidak semua bahasa hasil rekaman dipakai sebagai bahan bacaan.
b)        Menampilkan Gambar Sambil Cerita. Guru menampilkan gambar kepada siswa sambil bercerita. Gambar yang diperlihatkan adalah gambar yang sederhana, mudah dilihat, dan dikenal siswa.
c)         Membaca Gambar. Membaca gambar caranya sama dengan menampilkan gambar sambil cerita, yaitu guru memperlihatkan sebuah gambar. Setelah menampilkan gambar, guru mengucapkan sebuah kalimat gambar tersebut. Kalimat berikutnya tidak dari guru, melainkan dari siswa.
d)        Membaca Gambar dengan Kartu Kalimat. Kali pertama yang dilakukan guru dalam membaca gambar dengan kartu kalimat adalah memperlihatkan gambar pada siswa.
e)         Membaca secara Struktural. Membaca secara struktural (s) adalah membaca bacaan yang berupa kalimat-kalimat secara struktural, yaitu membaca kata demi kata yang menyusun kalimat yang dibacanya.
f)         Membaca secara Analisis. Membaca secara analisis merupakan membaca dengan cara menganalisis (mengurai) unsur bacaan yang besar, kalimat yang dibaca menjadi kata-kata, kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan suku kata menjadi huruf-huruf.
g)        Membaca secara Sintesis. Membaca secara sintesis adalah membaca dengan cara mensintesis (merangkai) unsur pembentuk bacaan yang kecil menjadi yang lebih besar, yaitu merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata-suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
2.2.2      Metode Menengah
                        Metode menengah merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca yang sudah mahir membaca permulaan. Kemahiran yang didapat dengan metode ini adalah tidak hanya penyandian kembali simbol-simbol grafis tersebut.
1.        Metode Kata. Metode kata merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan. Penerapan metode ini didasarkan atas pandangan (asumsi) bahwa bacaan merupakan susunan atas kata-kata yang mengandung makna.
2.        Metode Frase. Metode frase merupakan cara membaca unsur bacaan yang berbentuk frase. Pembaca menggerakkan matanya dari frase ke frase dan memahami atas frase-frase yang dibacanya. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-ide dan perasaannya bukan dalam bentuk kata, melainkan dalam bentuk frase (Hardjasujana dan Mulyati 1997:177).
3.        Metode Kalimat. Metode kalimat merupakan cara membaca dengan menelaah kalimat demi kalimat yang adaal dalam bacaan. Metode ini diterapkan dengan asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-idenya atau gagasannya dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini pembaca akan dapat membaca lebih efisien dan efektif. Keefektifan metode ini adalah pembaca akan lebih mudah memahami bacaan karena pembaca dapat menangkap ide demi ide yang dituangkan dalam bentuk kalimat.
4.        Metode Paragraf. Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah paragraf demi paragraf.
2.2.3       Metode Lanjutan
Metode lanjutan merupakan cara yang diterapkan dalam membaca oleh pembaca yang sudah menguasai metode menengah untuk mengembangkan dan meningkatkan kemahiran membaca. Cara membaca yang dimaksud adalah bagaimana pembac dapat membaca seefisien dan seefektif mungkin. Pembaca dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat membaca sebanyak-banyaknya dan dapat memahami bacaan yang dibaca dengan baik.[2]

2.2.3.1 Metode SQ3R
Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik yang dikembangkan oleh F.P. Robinson pada tahun 1970. SQ3R sendiri kependekan dari Survey, Question, Read, Recite, dan Review. Tampubolon dalam Suyatmi (1997: 210) membuat akronimnya dalam bahasa Indonesia menjadi surtabaku yang merupakan akronim dari survei, tanya, baca, katakan, dan ulang.
Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik dari penggunaan metode ini dalam kegiatan membaca (Suyatmi, 1997: 210-211). Pertama, adanya tahap Survey terhadap bacaan yang dihadapi memberi kemungkinan pada pembaca untuk menentukan apakah materi yang dihadapinya itu sesuai dengan keperluannya atau tidak. Hal itu berarti jika bacaan itu memang diperlukannya, tentu pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya. Jika tidak, pembaca akan mencari bahan lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kedua, metode SQ3R memberi kesempatan kepada para pembaca untuk berlaku fleksibel. Artinya pengaturan kecepatan membaca untuk setiap bagian bahan bacaan tidaklah harus sama. Pembaca akan memperlambat tempo bacaannya mana kala bertemu dengan hal-hal yang relatif baru baginya, yang memerlukan perenungan untuk dapat memahaminya, dan bagian-bagian bacaan yang berisi informasi yang diperlukan. Sebaliknya, pembaca akan menaikkan tempo kecepatan bacanya, jika bagian-bagian bacaan itu dipandang kurang relevan dengan kebutuhannya atau sudah dikenalinya.
Ketiga, metode SQ3R membekali pembaca dengan metode belajar yang sistematis. Belajar dengan menggunakan metode tertentu akan menghasilkan efisiensi dan efektifitas hasil belajar yang lebih baik daripada tidak bermetode. Penerapan metode ini dalam pembelajaran akan menghasilkan pemahaman yang komprehensif, bukan ingatan. Pemahaman yang komprehensif relatif akan bertahan lebih lama tersimpan di dalam otak kita, daripada hanya sekadar mengingat fakta.
1)                 Tahap Survey (Menjelajahi)
Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap (Agustinus Suyoto, 2008: 1). Pendapat yang lebih komplet dikemukakan oleh Soedarso (2002: 60), prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Berdasarkan pendapat kedua tokoh tersebut jelas bahwa survey dilakukan untuk mengetahui sejauh mana bacaan tersebut akan bermakna baginya.
Kegiatan prabaca dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk:  mempercepat penangkapan arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang penting, melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut, mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Dalam kegiatan prabaca, guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan skemata siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Pengaktifan skemata siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan peninjauan awal, pedoman antisipasi, pemetaan makna, menulis sebelum membaca, dan drama kreatif (Bruns, dkk 1996) dalam (Somodayo, 2011: 35).
Skemata ialah latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa tentang suatu informasi atau konsep tentang sesuatu. Skemata menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat-tempat, tindakan, atau peristiwa.
Untuk menjadi pembaca yang sukses, siswa membutuhkan berbagai skemata. Mereka harus memiliki konsep-konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan bahsa bicara da bahasa tertulis. Mereka juga membutuhkan kosakata dan pola kalimat yang umumnya tidak ditemukan dalam bahasa lisan dan dengan gaya menulis yang berbeda dengan berbagai aliran sastra (Rahim, 2005: 99-100). Ada beberapa teknik dalam melakukan  survei. Setiap jenis bacaan, teknik surveinya pun berbeda.
a)        Survei Buku
Dalam prabaca buku, tindakan yang perlu dilakukan, yaitu:
1.    Memperhatikan judul dan topik . Bertujuan untuk mengetahui secara garis besar informasi yang akan didapatkan.
2.    Telusuri daftar isi. Bertujuan untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku atau informasi.
3.    Baca kata pengantar. Bertujuan untuk mendapatkan tujuan dari penulisan buku dan pembatasan permasalahan.
4.    Lihat tabel, grafik, dan gambar. Bertujuan untuk menolong pembaca dalam memahami isi buku.
5.    Telusuri indeks. Bertujuan untuk mendapatkan kata- kata kunci, sehingga dapat dicocokkan dengan kebutuhan dan tujuan.
b)       Survei Bab
Menurut Soedarso (2002: 61) sebelum membaca suatu bab, adakan survei terlebih dahulu yang lebih teliti lagi dibandingkan survei secara keseluruhan isi buku. Selain itu, diamati pula subjudul-subjudul dan kaitannya, alat-alat bantu visual yang ada di bab seperti grafik, peta, dan lain-lain. Alat-alat bantu visual tersebut mampu memberikan gambaran secara jelas bab yang dibahas.
Selanjutnya perhatikan paragraf pertama dan akhir, karena kadang-kadang penulis menggunakan paragraf tersebut untuk menyampaikan pokok yang akan dibicarakan dalam bab itu. Kemudian lihatlah ringkasannya, karena ringkasan atau ikhtisar merupakan kesimpulan isi dari bab tersebut. Terakhir, melihat subjudul-subjudul, karena dengan adanya subjudul, pembaca semakin mengetahui hubungan bagian-bagian isi buku itu.

c)        Survei Artikel
Ada beberapa macam artikel yang dibaca, yaitu (1) ada yang terus saja ditelan, (2) ada yang perlu diuji kembali, (3) ada yang perlu diringkas, (4) ada yang perlu ditimbang-timbang, dan (5) ada yang langsung dibuang saja (Soedarso, 2002: 61). Oleh karena itu, sebelum membaca hendaklah melakukan survei terlebih dahulu. Barulah jika diperlukan, membacanya secara keseluruhan.
Setiap artikel umumnya terbagi dalam tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup/ kesimpulan. Setiap paragraf mempunyai topik yang memuat pokok pikiran paragraf. Kalimat pertama atau dua kalimat pertama biasanya kalimat topik.
Pertama baca judul, judul tidak hanya menunjukkan masalah yang akan dibahas, tetapi untuk merangsang pembaca berpikir hal-hal yang akan didapatkan dari judul, gagasan-gagasan yang ada, dan hal yang telah diketahui.
Kedua baca semua subjudul dengan cepat. Subjudul membantu pembaca membentuk pengertian yang menyeluruh. Subjudul menunjukkan fokus yang khusus serta aspek-aspek yang mengacu pada keseluruhan topik.
Ketiga baca kalimat pertama sub-bab, karena kalimat pertama sering menuturkan isi bagian tulisan itu. Jika tidak maka baca kalimat terakhir paragraf karenakalimat ini sering mengulangi gagasan utama paragraf tersebut.
Keempat amati tabel untuk memahami isi. Kelima buang jika memang benar-benar tidak dibutuhkan dan tidak bermanfaat.

2)                 Tahap Question (Bertanya)
Menurut Beatty (2002: 2) sebelum kegiatan membaca dilakukan, dimulai dengan menyusun beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mengenai topik secara kesatuan. Kegiatan ini sebagai aktivitas pemanasan sebelum membaca. Hal ini dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat berdasarkan prediksi-prediksi pembaca pada saat melakukan survey akan memandu pembaca pada saat melakukan aktivitas baca yang sesungguhnya.
Pertanyaan ini muncul karena dorongan atau hasrat ingin tahu tentang sesuatu hal yang diduga jawabnya akan diperoleh melalui bacaan tersebut. Mengajukan pertanyaan bisa dengan mengubah judul dan subjudul serta subbab dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana (5W+1H). Mel Silberman (1996: 94) menjelaskan manfaat dari pertanyaan yaitu membuat siswa aktif sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi efektif. Terlebih dahulu, tanpa penjelasan dari guru, siswa mencari permasalahan yang ada dalam bacaan. Atau dengan cara guru menstimulus siswa dengan beberapa pertanyaan.
Pada waktu survey buku secara keseluruhan, pertanyaan yang disusun mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survey pada bab ke bab pertanyaan-pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi bacaan secara lebih mendalam. Berdasarkan pengalaman, membaca dengan maksud untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan biasanya lebih sungguh-sungguh dan cermat daripada membaca hanya sekadar untuk membaca.

3)                 Tahap Read (Membaca)
Tahap selanjutnya dilakukan kegiatan membaca sesungguhnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan (Zuchdi, 2007: 128). Pembaca tidak diharuskan untuk membaca dengan kecepatan yang sama. Hal ini ditentukan oleh tujuannya dan karakteristik bacaan yang dihadapinya. Cara membacanya pun bukan seperti membaca novel yang hanya mengikuti apa yang sedang berlangsung, melainkan secara kritis. Baca tulisan bagian demi bagian. Bersamaan membaca bagian-bagian itu, mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul sehubungan dengan topik bacaan.
Menurut Soedarso (2002: 63) pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) jangan membuat catatan-catatan karena akan memperlambat kecepatan membaca dan berbahaya jika hanya merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja, (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frasanya, acap kali setelah selesai membacanya ternyata salah memilih. Pada tahap membaca ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokoknya serta mengetahui detail yang penting.

4)                 Tahap Recite (Menceritakan Kembali)
Recite merupakan kegiatan menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dilakukan setelah pembaca merasa yakin bahwa sejumlah pertanyaan yang dirumuskan sebelum kegiatan membaca dilakukan telah terpenuhi (Soedarso, 2002: 63-64). Kegiatan menceritakan kembali isi bacaan ini disebut juga dengan retall yang berfungsi untuk mengingat hal-hal yang telah didapatkan. Walaupun bahan bacaan mudah dipahami, pastikan tahap recite atau mengutarakan kembali isi bacaan ini jangan dilewatkan agar hal-hal penting yang telah didapatkan tidak mudah dilupakan.
Lebih lanjut Darmiyati Zuchdi (2007: 129) menjelaskan tahap recite ini dilakukan dengan cara menyatakan jawaban dan bukti dikemukakan kepada diri sendiri dengan bergumam, bersuara, atau dalam bentuk catatan tulisan. Hal itu berarti dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelum membaca pembaca mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan bergumam atau bersuara yang dikemukakan pada dirinya sendiri, atau menulis jawabannya pada selembar kertas tanpa melihat buku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam pembuatan ikhtisar bacaan meliputi:(1) ikhtisar dibuat dengan kata-kata sendiri, (2) ikhtisar dibuat secara singkat, padat, dan jelas yang mencakup butir-butir penting isi bacaan, (3) kegiatan ini dilakukan tidak bersamaan dengan kegiatan lain, misalnya mencatat sambil membaca atau mencatat sambil membuka-buka kembali halaman bacaan, (4) setelah selesai membuat ikhtisar kemudian direnungkan lagi apakah hal itu sesuai dengan pendapat penul
5)                 Tahap Review (Meninjau Kembali)
Menurut Soedarso (2002: 64) daya ingat manusia terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% pembaca menguasai isi bacaan, kemampuannya dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail bagian yang penting tinggal 40%. Lalu dalam tempo dua minggu pemahamannya tinggal 20%. Bagaimana jika selang satu bulan bahkan 1 tahun? Tentu tinggal 2% saja hal yang diingat oleh manusia. Oleh karena itu, kegiatan terakhir yaitu review janganlah dilewatkan.
Review merupakan kegiatan mengulangi kembali judul/ subjudul/ subbab guna  mendapatkan hal-hal penting yang seharusnya diingat (Soedarso, 2002: 64). Hal ini sangat bermanfaat karena review merupakan salah satu strategi membaca, yang membuat siswa memahami keseluruhan ide (Beatty, 2002: 6).
Manfaat dari kegiatan review ini diperkuat oleh pernyataan Darmiyati Zuchdi (2007: 129) bahwa, meninjau kembali, dilakukan dalam jarak waktu yang tepat setelah membaca guna mengingatnya secara permanen. Dengan demikian dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan manfaat review antara lain: (1) dapat membantu dan meningkatkan isi bacaan, (2) lebih memperjelas pemahaman daya ingat, (3) memperoleh hal penting lain yang luput dari pengamatan pada saat membaca.
Meninjau ulang hanya dengan  melihat-lihat bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan. Bagian-bagian tersebut misalnya, judul-judul dan sub-judul, gambar-gambar, diagram-diagram, grafik-grafik, dan memeriksa kembali pertanyaan-pertanyaan baik yang telah tersedia dalam bacaan ataupun pertanyaan yang telah dirumuskan sendiri.
Melalui kegiatan peninjauan ulang ini, pembaca bukan sekadar harus merasa yakin bahwa apa yang akan dibacanya itu telah dikuasai dan dipahaminya, melainkan juga harus merenungkan dan memikirkan tingkat kebenaran gagasan penulisnya, kelemahan dan kebaikan sajian buku tersebut, bila perlu memikirkan kritik dan saran untuk penyempurnaan buku tersebut.
Akan lebih baik lagi jika hasil-hasil bacaan itu ditulis dan dirangkum (Zuchdi, 2007: 131). Pembuatan rangkuman ini meliputi: (1) judul buku, nama pengarang, penerbit, dan tahun terbit, (2) topik/ tema bacaan, (3) catatan ringkas mengenai pokok-pokok penting isi bacaan dan ditulis dengan menggunakan bahasa sendiri, (4) kutipan selengkapnya bagian informasi atau pernyataan yang dipandang penting disertai keterangan sumber otentik (tahun terbit dan halamannya).
Berdasarkan penjabaran dari tahap-tahap SQ3R di atas, dapat disimpulkan bahwa, tahap survey bacaan dilakukan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca. Lalu dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih memudahkan pembaca memahami bacaan. Kemudian dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, pembaca akan menguasai dan mengingatnya lebih lama. Sehingga metode ini memungkinkan para siswa untuk belajar secara sistematis dengan bantuan langkah-langkah kerja yang tepat dan efisien.[3]

Dalam referensi lain metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan penimbul pertanyaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi secara mendalam dan luas. Strategi SQ3R yang dicetuskan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941 dipandang dapat meningkatkan kinerja memori dalam memahami substansi teks dan bahan bacaan dalam suatu bidang pengetahuan.
Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan metode SQ3R yaitu:
1.        Survey
Langkah pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu guru perlu membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur pokok kajian. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui panjangnya pokok  kajian, judul bagian (heading), dan judul sub bagian (sub heading), istilah kata kunci dan sebagainya (Syah, 1997:131).
Dalam melakukan survey, siswa menyiapkan pensil, kertas dan alat pewarna (stabilo) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.
2.        Question
Guru memberikan petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan. Pertanyaan yang dibuat bisa menggunakan rumus 5W1H-nya wartawan. Rumus 5W1H itu berarti, Who, What, When, Why, Where dan How (Thabrany, 1995: 86).
3.        Read
Guru menyuruh siswa membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca secara aktif juga berarti membaca difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi (Syah, 1994: 131).
4.        Recite
Recite merupakan latihan untuk meningkatkan kembali pemahaman tentang materi pelajaran dengan memberi penekanan pada butir-butir penting yang dapat dilakukan dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan (Trianto, 2007:149).
5.        Review
Menurut Gie (1994: 82), setelah melakukan resitasi siswa masih perlu menengok seluruh catatannya untuk memperoleh sebuah gambaran yang lengkap mengenai segenap ide yang telah dipelajari. Untuk mencegah ide-ide terlupakan lagi, pengulangan terhadap bahan pelajaran perlu dilakukan sewaktu-waktu.[4]
Dalam buku Seni & Strategi Membaca Cepat Tanpa Lupa karya Tarcy Hurmali dijelaskan bahwa metode SQ3R dipopulerkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. Metode ini sering digunakan orang. Selain itu metode ini lebih mudah dipahami dalam konteks membaca cepat. Pemahaman yang diperoleh dalam membaca cepat lebih mendalam daripada metode-metode lainnya.
Tahap-Tahap Metode SQ3R sebagai berikut.
1.        Survei (Peninjauan).
Survei ini berfokus pada melihat sepintas sebuah bacaan atau sebuah buku. Hal-hal yang dilihat adalah judul utama, subjudul, sinopsis, kata pengantar, dan daftar isi. Survey ini merupakan langkah awal sebelum membaca keseluruhan sebuah buku. Setelah melihat bagian-bagian penting itu,selanjutnya adalah melihat bagian dalam sebuah buku, seperti bab, subjudul, huruf-huruf yang dicetak miring, tabel. Dari penglihatan ini bisa mendapat pesan sebuah buku yang hendak dibaca.
Tujuan dari survei ini adalah Anda akan cepat menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting,melihat susunan bacaan dan Anda pun akan berminat dalam sebuah buku. Teknik dalam survei sebagai berikut.
1.        Teknik Survei Buku
a)         Lihatlah daftar isi.
b)        Baca kata pengantar.
c)         Lihat tabel dan grafiknya.
d)        Lihat dan telusuri indeksnya.
2.        Teknik Survei Bab
a)         Lihatlah paragraf pertama dan terakhir.
b)        Lihat ringkasannya.
c)         Lihat subjudul.
3.        Teknik Survei Artikel
a)         Baca judul dan subjudul.
b)        Lihat tabel.
c)         Baca kata pengantar.
d)        Baca kalimat pertama sub-sub dan buatlah keputusan baca atau tidak.
4.        Teknik Survei Kliping
a)         Lihat judul.
b)        Perhatikan penulisnya.

Manfaat Metode SQ3R sebagai berikut.
1.        Membaca judul berguna untuk memfokuskan pada topik bab.
2.        Pendahuluan berguna untuk memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dari bab terkait.
3.        Membaca sub-bab berguna untuk memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran.
4.        Grafik dan diagram berguna untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan teks.


2.           Question
Question berarti bertanya. Dalam konteks membaca cepat, question digunakan mempertanyakan masalah, isi, atau ruang lngkup buku yang hendak dibaca. Pertanyaan sangat penting sebelum Anda membaca. Pertanyaan ini sangat baik terutama dapat membantu pikiran Anda terfokus pada pencarian jawaban pada sebuah buku yang Anda baca bertanya disatukan ketika hendak melakukan survei sebuah buku bacaan. Dengan bertanya berarti bersikap aktif. Untuk membuat hal ini lebih efektif, pertanyaan yang akan ditanyakan adalah pertanyaan yang sungguh berguna, berdasarkan keingintahuan sebelum membaca.

3.           Read
Tahap read dilakukan jika sudah melewati dua tahap di atas. Jika belum melewati dua tahap di atas, maka sangat sulit untuk membaca cepat sebuah buku. Ketika sudah melewati dua tahap tersebut, tidak akan menemukan kesulitan dalam mencari ide pokok dalam sebuah bacaan. Semua pertanyaan yang kita ajukan akan terjawab ketika kita membaca.

4.             Recite
Tahap ini sering disebut juga resitasi  atau refleksi terhadap sesuatu. Dalam konteks membaca cepat, recite berarti mencoba mengingat kembali apa yang sudah di baca. Ingatan berupa ingatan ide-ide pokok yang ditemukan selama membaca.

5.        Review
Tahap review berarti harus mengulang kembali apa yang menjadi isi bacaan yang sudah dibaca. Mengulang berarti mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dibaca atau dipelajari. Review dilakukan ketika sudah membaca keseluruhan sebuah buku. Diharapkan ingatan itu sifatnya janga panjang. [5]

2.2.3.2  Metode P2R
Metode P2R merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read, dan review, yang biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien. Menurut Gordon (dalam Haryadi, 2006:91) penjelasan ketiga tahap dalam metode ini adalah sebagai berikut:
a.             Preview adalah membaca sekilas untuk mengetahui struktur bacaan, pokok-pokok pikiran, relevansi, dan sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan pengenalan terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat luaran. Setelah itu, pembaca memutuskan apakah perlu ketahap selanjutnya  (Read) atau tidak. Jika memang sudah tahu tentang bacaan, pembaca boleh saja menganggap tidak perlu membaca, jika belum tahu pembaca melakukan tahap selanjutnya.
b.            Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuan umum membaca adalah mencari informasi yang ada dalam bacaan. Informasi bersifat pokok atau inti dan bisa juga informasi bersifat tidak inti dan juga penjelas. Jika hanya ingin mengetahui yang pokok, pembaca bisa hanya membaca secara sepintas (Skimming) sehingga wakyu yang dibutuhkan singkat. Namun, jika ingin mengetahui semua informasi yang ada dalam bacaan, pembaca membaca dnegan teliti.
c.             Review adalah membaca sekilas untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan dan atau untuk memperkuat ingatan terhadap pokok-pokok pikiran yang telah didapat dari tahap read. Pada tahap ini, pembaca membaca bacaan seperlunya saja seperti pada preview, yang berbeda adalah tujuannya. Jika preview untuk mengenal bacaan sedangkan review untuk memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan sudah dibaca sesuai tujuan.
                        Ketiga tahapan dalam metode ini tidak harus digunakan semua secara tertib. Hal tersebut bergantung pada situasinya. Jika memang diperlukan, ketiga tahap itu digunakan secara tertib. Pada saat lain, pembaca tidak melakukan tahap preview karena pembaca sudah mengenai struktur materi bacaan. Bisa saja pembaca tidak melakukan read, ia hanya melakukan tahap preview dan review karena tidak ada hal-hal yang baru didalam bacaan sehingga tidak perlu dibaca. Kemungkinan lain adalah pembaca tidak perlu melakukan review sebab pembaca sudah merasa tidak yakin ada yang terlewati dan sudah ingat semua tentang informasi yang diperolehnya.
                        Menurut Gordon (dalam Haryadi, 2006:91) kelebihan metode P2R, pembaca dilatih membaca sekilas, pembaca akan memperoleh pemahaman struktur bacaan, pembaca dapat mengetahui kecepatannya membacanya, dan pembaca dapat mengulang dan mengetahui apakah ada bacaan yang terlewatkan atau tidak. Sementara, kelemahannya adalah pembaca tidak dapat membaca secara sistematis, pembaca ceoat bosan dan malas dalam membaca, dan pembaca merasa tidak mampu untuk memahami bacaan.[6]

2.2.3.3  Metode S-D4
Metode ini digunakan dengan melihat situasi bacaan. Situasi bacaan terkait dengan apakah bacaan sudah dikenal atau belum oleh pembaca dan apakah tujuan yang diinginkan oleh pembaca. Langkah-Langkah metode S-D4:
1.        Survey adalah kegiatan pembaca dalam melakukan aktivitas  membaca secara sepintas lalu untuk mengidentifikasi struktur dan pokok-pokok pikiran utama bacaan.
2.        Decide adalah proses membaca memutuskan untuk melakukan salah satu empat pilihan berikut ini.
a)      Skip, artinya mengabaikan atau sama sekali tidak membaca.
b)      Membaca sepintas. Pilihan ini dilakukan apabila pembaca merasa perlu membaca lagi bacaan yang telah disurvei.
3. Membaca dengan kecepatan wajar. Pilihan ini dipilih apabila pembaca belum tahu tentang bacaan yang telah disurvei sehingga pembaca perlu membacanya dengan kecepatan yang normal.
4. Mempelajari materi bacaan. Pada pilihan ini, pembaca membaca dengan sungguh-sungguh, teliti, dan hati-hati sehingga kecepatan bacanya relative pelan.[7]
  
2.2.3.4  Metode PACER
Menurut Wainwright (2006: 79) “Metode membaca PACER adalah suatu metode membaca yang digunakan oleh sebagian besar pembaca cepat dan efisien, namun fleksibilitas adalah kuncinya”. Selanjutnya menurut Agus (2008: 33) “Metode PACER merupakan metode membaca untuk memperoleh kecepatan baca yang ideal untuk memahami bacaan sehingga pembaca dapat membaca seefektif dan seefisien mungkin”.
Sedangkan menurut Esther (2006: 4) “Metode membaca  PACER merupakan membaca membaca cepat dalam meningkatkan skor dalam memahami bacaan”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode membaca PACER merupakan metode membaca yang mengutamakan kecepatan membaca untuk memperoleh pemahaman dari bahan bacaan seefektif dan seefisien mungkin.
1.        Langkah-langkah metode membaca PACER
Langkah-langkah metode membaca PACER menurut Wainwright (2008:80) adalah sebagai berikut: (1) preview (meninjau) adalah membaca sepintas lalu untuk mengenali struktur bacaan, pokok-pokok pikiran, dan relevansi, (2) assess (menaksir) adalah tujuan membaca dan materi bacaan, (3) choose (memilih) adalah memilih teknik yang tepat untuk melaksanakan membaca cepat, (4) expedite (mempercepat) adalah peringatan untuk meningkatkan kembali kecepatan membaca setelah tertahan bagian yang sulit, (5) review (meninjau ulang) adalah membaca sepintas lalu untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan untuk memperkuat  pokok-pokok pikiran yang harus diingat, dan harus dilakukan secara hati-hati. Karena ini dimanfaatkan untuk pengecekan akhir.
1)        Preview (Meninjau)
Preview adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengenal teks  bacaan dengan cara mengenali struktur dari teks bacaan. Kegiatan preview ini dilakukan pada tahap prabaca yaitu beberapa menit sebelum siswa membaca sekilas bacaan agar siswa dapat memperoleh kesan umum tentang teks bacaan.
2)         Assess (Menaksir)
Assess adalah kegiatan yang dilakukan untuk menaksir isi dari teks bacaan dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru dan siswa. Assess dapat dilakukan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan tujuan dari kegiatan asses adalah untuk membuka mata siswa tentang bacaan berdasarkan  pengatahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan  pikiran siswa dan membangkitkan keingintauan siswa, sehingga lebih meningkatkan pemahaman dan selanjutnya membimbing siswa pada saat membaca sehingga siswa lebih terkonsentrasi dan terarah dalam membaca sekilas teks bacaan.
3)        Choose (Memilih)
           Merupakan kegiatan ketiga yang dilakukan siswa dengan cara membaca sekilas teks bacaan. Pada kegiatan ini siswa memilih untuk membaca sekilas bagian-bagian yang dianggap  penting dan mudah dengan teknik dan prosedur membaca sekilas yang benar dan tepat.
4)        Expedite (Mempercepat)
           Expedite adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat membaca sekilas teks bacaan dengan cara memperlambat kecepatan membacanya pada bagian-bagian yang dianggap penting dan mempercepat kecepatan membacanya pada bagian yang dianggap kurang atau tidak penting. Dalam kegiatan expedite ini, ketika siswa membaca sekilas teks bacaan siswa diarahkan untuk menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf yang ada di dalam teks bacaan.
5)        Review (Meninjau Kembali)
           Review merupakan kegiatan untuk melihat kembali keseluruhan isi teks bacaan. Tujuan dari review adalah untuk membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman siswa tentang teks bacaan. Pada 20 tahapan review ini, siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan dan menjawab pertanyaan tentang teks bacaan secara keseluruhan.
2.    Pembelajaran Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER. 

a.         Tahap Prabaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap prabaca adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Pada pembelajaran membaca sekilas dengan menggunakan strategi  PACER, kegiatan yang dilakukan pada tahap prabaca adalah  preview dan assess.
Adapun kegiatan preview (mengamati) dalam membaca sekilas, yaitu siswa diminta untuk mengamati secara umum teks bacaan berdasarkan judul dan gambar yang dipajang di depan kelas. Apabila kegiatan preview sudah dilakukan siswa, selanjutnya diteruskan ke kegiatan assess yaitu dapat dilakukan dengan menaksir/ memprediksi isi dari teks bacaan  berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan pikirannya.

b.      Tahap Saatbaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Pada tahap saat baca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah choose dan expedite. Adapun kegiatan choose dilakukan siswa siswa memilih untuk membaca sekilas bagian-bagian yang dianggap penting dan mudah dengan teknik dan prosedur membaca sekilas yang benar dan tepat. Selanjutnya apabila kegiatan choose telah selesai dikerjakan siswa, selanjutnya dilakukan kegiatan Expedite.
Dalam kegiatan expedite, siswa dibimbing untuk meningkatkan kecepatan membacanya pada teks bacaan. Pada saat membaca sekilas teks  bacaan, siswa dibimbing untuk memperlambat kecepatan membacanya  pada bagian-bagian yang dianggap penting dan melewatkan bagian- bagian dari teks bacaan yang dianggap merupakan bagian yang kurang atau tidak penting. Tujuan dari kegiatan expedite ini agar siswa mampu menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf dengan benar. Dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan mengenai teks bacaan (review).

c.       Tahap Pascabaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap pascabaca dilakukan untuk memastikan tidak ada bagian  bahan bacaan yang terlewatkan agar siswa lebih yakin maka dilakukan langkah strategi PACER yang terakhir yaitu review (meninjau ulang). Pada tahapan review, siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan teks bacaan. Guru menguji sampai dimana kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan sehingga dapat membuat kesimpulan yang  benar sesuai dengan isi bacaan.[8]

2.2.3.5  Metode PQRST

Metode PQRST merupakan singkatan dari Preview , Question, Read, Summarize and Test. Dalam proses pembelajaran membaca, metode PQRST berarti proses membaca yang terdiri dari lima langkah yang sistematis dan berurutan sesuai dengan tingkatannya yaitu pertama preview, kedua question, ketiga read, keempat summarize dan kelima test. Setiap langkah tersebut mempunyai tujuan dan langkah yang lebih khusus dan praktis Tampubolon (1984); Edward (1987); Soedarso (2005); Debat dalam Forum (vol 44 No. 1, 2006)
Membaca melalui metode PQRST, pembaca sebelum membaca teks terlebih dahulu mahasiswa melakukan preview bacaan untuk mendapatkan gagasan umum tentang teks tersebut. Lalu dia mengajukan pertanyaan (question) pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan ada dalam bacan tersebut dan akhirnya mahasiswa akan lebih mudah memahami teks tersebut secara keseluruhan. Mahasiswa mulai membaca (read) dengan sesungguhnya.
Setelah itu  mahasiswa membuat ringkasan (summary) apa yang telah dibacanya. Akhirnya mahasiswa diberi latihan (test) untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman mereka Ginnis (1982); Frankfort dan Dye (1995); Soderaso (2005). Secara teoritis, penerapan metode PQRST lebih sistematis, terarah, dan terus menerus dalam kurun waktu tertentu akan dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dengan indikator pencapain hingga 20-30% Tampubolon (1984); Alton dan Robin (1985) Soedarso (2005).
1.    Langkah-Langkah Metode PQRST
Langkah 1: Preview (preview)
             Preview atau prabaca artinya meninjau lebih dahulu sebelum membaca. Wainright (2006) mengatakan bahwa preview adalah suatu langkah di mana untuk mengenal bahan/materi/bacaan sebelum membaca secara sepintas atau membaca sepintas lalu untuk mengenali struktur bacaan, pokok-pokok pikiran sebuah teks.
             Preview juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengetahui lebih awal tentang isi baca secara sekilas. Langkah ini dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk mempercepat menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang penting, melihat susunan bahan bacaan dan menarik perhatian, minat dan motivasi terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
            Prabaca hanya dilakukan dalam beberapa menit tetapi dengan cara yang sistematis agar mahasiswa dapat dengan cepat menemukan ide-ide penting dalam sebuah teks. Prabaca sangat membantu mahasiswa dalam mencapai pemahan yang maksimal Frankfort dan Dye (1995); Soedarso (2005).

Langkah 2 : Question (bertanya)
             Pada saat preview, mahasiswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebanyak mungkin tentang isi bacaan dan apa yang ada dalam pikiran mereka misalnya dengan mengubah judul bacaan dan subjudul atau sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan.
             Mahasiswa bisa menggunakan kata seperti siapa, apa, kapan, bagaimana atau mengapa dan lain-lain. Misalnya ada judul bacaan Sport. Judul tersebut bisa diubah menjadi What kind of sport people like now? Atau What kind of sport cost much? atau pertnyaan yang lebih spesifik menjadi What is popular sport in this country?. Atau Why do pople take more exercise nowadays?” Tentunya  pertanyaan pertanyaan tersebut hanya ada dalam hati pembaca (mahasiswa) yang  diharapkan ada jawabanya dalam bacaan tersebut.

Langkah 3: Read (Membaca)
             Langkah ketiga, membaca (read) merupakan kegiatan utama dalam metode membaca PQRST. Pada langkah ini mahasiswa akan membaca secara lengkap dan tuntas serta komprehensif untuk mendapat jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan. Jadi membaca yang sesungguhnya baru langkah ketiga bukan langkah pertama seperti membaca dengan metode konvensional Alton dan Robin (1985); Soedarso (2005) Pada langkah ini, mahasiswa membaca secara kritis dan  berkonsentrasi untuk penguasaan ide pokok dan detail yang penting dari sebuah  bacaan yang ada.
             Mahasiswa harus memperlambat tempo membaca pada bagian yang  penting dan sebaliknya mempercepat pada bagian yang kurang penting atau bagian yang sudah diketahui oleh mahasiswa. Pada tahap ke tiga ini, mahasiswa harus memperhatikan dua hal yaitu  (1) jangan membuat catatan karena akan memperlambat dan itu bisa bisa menjadi kutipan kata-kata penulisnya saja, dan (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata, atau frase atau kalimat tertentu karena hal ini bisa jadi selesai membaca kits salah memilihnya sehingga, menghilangkan kosentrasi dan waktu belaka Wainwright (2006).

Langkah 4: Summarize (meringkas)
             Pada langkah ke 4, (summary), setelah mahasiswa telah selesai membaca secara tuntas dan komprehensif. Mahasiswa selanjutnya membuat ringkasan (summary) secara ringkas guna membantu mengingat apa yang telah dibacannya. Secara teoritis kegiatan summary ini akan sangat membantu mahasiswa untuk mendapatkan jawaban yang benar dalam teks. Melalui summary mahasiswa mencoba mendapatkan hal-hal penting dalam bacaan dan detail yang yang mendukung bacaan tersebut. Pada bagian ini biasanya, waktu yang diperlukan setengah dari waktu membaca utama tetapi ini bukan pemborosan atau ketidakefesienan tetapi kenyataannya orang yang membaca tanpa aturan akan cenderung mengulang-ulang secara berkali-kali.
             Pengulangan ini terjadi karena membaca tanpa metode, biasanya pembaca sering dan segera lupa dan mereka terpaksa mengulanginya beberapa kali dan bahkan lebih banyak lagi Nunan (1995); Soedarso (2005).

Langkah 5 : Test (tes atau latihan)
             Langkah lima ini siswa diberikan tes atau semacam pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman yang sudah diperoleh dari buku atau materi yang sudah di baca sebelumnya. Artinya siswa diberi kesempatan untuk mengetahui kemampuannya secara nyata setelah melakukan empat langkah sebelumnya.
             Langkah kelima juga berfungsi sebagai feedback dari proses dan langkah sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu memahami teks atau bacaan yang mereka baca. Tes, di damping berfungsi untuk mengetahui kemampuan akhir mahasiswa setelah membaca, juga berfungsi untuk melakukan remedial proses membaca agar apa yang ditargetkan dalam pembelajaran dapat berhasil Frankfort dan Dye (1995); Nunan (1995).
             Dari langkah metode belajar PQRST yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa metode belajar ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran, terutama terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih lama. Uji diri Anda setelah Anda selesai membaca keseluruhan bab.
             Pikirkan berapa banyak ide-ide dari bab yang baru Anda baca itu yang dapat Anda ingat. Pada tingkat inilah Anda harus mulai menyimpan apa yang telah Anda pelajari ke dalam ingatan jangka panjang Anda. Dengan menggunakan Teknik Membaca PQRST, masalah terlalu banyak untuk dibaca akan dapat Anda atasi. Teknik Membaca PQRST ini memudahkan dan mempercepat proses pembacaan dan pengingatan Anda.
             Metode pengembangan dan implementasi riil pembelajaran membaca dengan metode PQRST meliputi dua kegiatan utama apa yang dilakukan dosen dan apa yang dilakukan mahasiswa. Namun demikian, untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang optimal yang melibatkan mahasiswa sebagai pelaku utama dan dosen sebagai fasilitator, diperlukan implementasi operasional pembelajaran tersebut.[9]

2.  Hambatan Dalam Proses Membaca PQRST
a)             Membaca dengan Menunjuk
            Sebagian lagi ada yang membaca dengan menunjuk-nunjuk teks yangsedang dibacanya dengan jari atau alat tulis. Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan efesien karena si pembaca melakukan pembacaan kata demikata. Di samping itu, cara membaca dengan menunjuk-nunjuk ini juga bisa membuat tangan cepat lelah dan pada akhirnya bisa mempengaruhi daya tahan baca.
b)        Membaca dengan menggerakan kepala
            Sebagian lagi memiliki kebiasaan membaca dengan menggerakkan kepala(dari arah ke kiri ke kanan, dan sebaliknya) mengikuti kata-kata yang sedang dibaca. Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan efisien karena si pembaca pada dasarnya mengikuti pembacaan kata demi kata. Di samping itu cara membaca dengan menggerakkan kepala bisa juga mengakibatkan kepala cepat lelah dan bahkan pusing.
c)         Keadaan lingkungan tidak mendukung
            Banyak hal yang dapat mempengaruhi kita dalam memahami isi bacaan, salah satunya adalah lingkungan. Sebagian orang merasa terganggu bila dalam melakukan kegiatan membaca ada orang yang mengganggu.
d)        Daya tahan membaca cepat berkurang
            Hal ini dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya adalah posisi membaca yang tidak nyaman.
e)    Lampu /penerangan yang tidak mendukung
f)     Munculnya kemalasan. Hal ini dikarenakan :
-   Pada dasarnya kurang suka membaca.
-   Bahasa yang ada dalam teks bacaan kurang             dikuasai
-   Uraian dalam teks bacaan terlalu sulit diikuti dan dipahami.

3.  Cara Mengatasi Hambatan dalam Proses Metode  Membaca PQRST
a)         Membaca dengan Menunjuk
            Untuk mengatasi hambatan ini bisa dilakukan dua cara berikut. Pertama dengan memasukan tangan yang suka menunjuk-nunjuk itu ditugaskan memegang buku yang sedang dibaca (sekaligus jari telunjuk dan jempol ditugaskan untuk menyiapkan dan membuka `halaman berikut' yang akan dibaca).
b)        Membaca dengan menggerakan kepala
            Untuk mengatasi kepala yang bergerak-gerak ini maka si pembaca bisa memegang dagunya. Jadi ketika membaca, salah satu tangan memegang teks bacaan dan tangan yang lain memegang dagu. Jika cara mengatasi hambatan yang disebut di atas dilakukan berulang-ulang, maka kebiasaan buruk dalam membaca itu lama-lama akan hilang.
c)         Keadaan lingkungan yang tidak mendukung
            Untuk mengatasi masalah ini yang dapat dilakukan adalah mencari tempat yang tenang dalam melakukan kegiatan membaca.
d)        Daya tahan membaca cepat berkurang
            Untuk membaca diperlukan posisi yang nyaman dan tenang, sehingga            ketika membaca daya tahan akan terjaga.
e)         Lampu /penerangan yang tidak mendukung
            Hambatan ini bisa diatasi sesuai kasusnya.  Pertama, dengan memperbaiki posisi duduk yang baik ketika membacayaitu: posisi badan diusahakan tegak dan rileks, dan tidak terlalu miring (entah miring ke depan,ke belakang, atau terlalu miring ke samping kiri atau ke kanan).Posisi badan yang terlalu miring akan sangat melelahkan.
            Kedua, dengan memperbaiki lampu/penerangan. Lampu/penerangan yang tidak baik (=redup, kurang terang) akan membuat mata cepat lelah; dan kita berlangsung lama bisa membuat mata sakit. Untuk membaca tulisan yang bergerak dari kiri ke kanan (misalnya tulisan latin), maka arah penerangan sebaik-nya dari sebelah kiri; dan untuk membaca tulisan yang bergerak dari sebelahkanan ke kiri (misalnya tulisan Ibrani, Arab), maka arah penerangan sebaiknyadari sebelah kanan.
f)         Munculnya kemalasan
            Masalah ini dapat diatasi dengan cara memotivasi diri sendiri agar menyukai pada suatu bahan bacaan. Misalnya, kita menyukai sastra, sebaiknya agar minat baca tumbuh maka yang kita baca dengan metode ini adalah novel atau cerpen.[10]

2.2.3.6  Metode S2QR
Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca tabel, grafik atau diagram yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan reading. Pembaca yang sedang studi membaca membaca tabel dengan tahap survai, seek, question, dan reading.
1)        Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel.
2)        Seek adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom dan informasi tambahan yang ada diluar kolom tabel.
3)        Question adalah kegiatan pembaca membaut pertanyaan tentang isi tabel atau tujuan membaca tabel.
4)        Reading adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh informasi-informasi yang dicari. Pembaca dalam melakukan tahap ini berpedoman pada tahap question.
2.2.3.7  Metode PQ3R
       Metode PQ3R merupakan membaca untuk studi yang meliputi tahap prepare (tahap mula), question, reading, recite, dan review (Nurhadi 2005:129). Metode PQ3R hampir sama dengan SQ3R. Perbedaannya hanya terletak pada langkah awalnya saja. SQ3R didahului dengan survai, sedangkan PQ3R didahului dengan prepare. Prepare adalah tahap mula dalam membaca sebuah buku dengan cara melihat secara sekilas terhadap keseluruhan sebuah buku. Tahap ini diperlukan untuk pemanasan atau persiapan tahap berikutnya dan untuk penjajakan terhadap isi buku.[11]

2.2.3.8  Metode GPID
Merrit (dalam Haryadi 2006:94) mengatakan bahwa metode GPID merupakan metode membaca yang terdiri atas empat tahap yaitu Goall, Plans, Implementation, dan Development atau disebut dengan GPID. Metode GPID dapat juga diterapkan/digunakan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman cerita anak.
Tahap pertama pada metode GPID yaitu goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud, dan apa tujuan membaca. Tahap awal dari metode ini adalah untuk menentukan tujuan membaca. Pembaca terlebih dahulu menentukan untuk apa ia membaca, apa yang ingin dicapai, dan apa manfaat membaca. Hal tersebut juga berguna sebagai pedoman apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pembaca sudah mempunyai arah yang jelas karena pada saat membaca, pembaca sudah tahu hal-hal yang akan dicari dalam bacaan, sehingga bisa membaca dengan efektif. Dengan cara seperti itu, pembaca akan termotivasi untuk melakukan kegiatan membaca sehingga ia membaca dengan sungguh-sungguh dengan daya upaya yang maksimal. Goall dapat dilakukan dengan cara membatasi perhatian, latar belakang kendala, memusatkan perhatian, dan merumuskan maksud dan tujuan.
Plans adalah rencana untuk mencapai tujuan. Tujuan yang sudah dirumuskan diusahakan untuk dicapai. Pada tahap ini, pembaca menyusun strategi untuk mencapai tujuan membaca. Rencana yang dibuat berhubungan dengan teknik baca yang digunakan, bagian-bagian yang dibaca, dan rencana-rencana lainnya. Plans dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan maksud bagian-bagian yang dibaca, perincian yang lebih khusus, dan penyusunan pola membaca. Misalnya dengan mempersiapkan pensil untuk memberi tanda pada bacaan dan membuat catatan.
Implementation adalah pelaksanaan membaca. Pada tahap ini pembaca melakukan kegiatan membaca dengan memperhatikan tujuan yang dicapai dan rencana yang sudah disusun untuk mencapai tujuan tersebut. Pelaksanaan membaca sudah dengan teknik dan pola yang sudah direncanakan. Pembaca tidak lagi membaca tanpa arah dan tujuan. Ia juga tidak akan membaca hal-hal yang tidak berguna dan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan tujuan membaca.
Development adalah proses evaluasi dan proses pengambilan simpulan, yang dievaluasi pada tahap ini apakah tujuan membaca sudah dapat dicapai, apakah rencana sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan, dan apakah kegiatan secara keseluruhan sudah dapat dicapai. Pembaca mengevaluasi dengan cara mengecek apakah informasi yang diinginkan pada tahap pertama sudah didapat. Jika sudah, berarti kegiatan membaca telah berhasil. Jika belum, berarti kegiatan membaca belum berhasil. Jika sudah berarti rencana sudah berjalan dengan baik dan jika belum berarti rencana belum berjalan dengan baik.
Hasil evaluasi digunakan untuk menilai kegiatan baca secara keseluruhan. Setelah dinilai secara keseluruhan dapat ditarik simpulan apakah kegiatan baca berhasil atau tidak. Jika tidak berhasil pembaca disarankan melakukan kegiatan membaca lagi atau pembaca dapat mengubah (rencana) baca yang sudah disusun. Hal tersebut tergantung dimana letak ketidakberhasilan dalam membaca, apakah pada tahap goall, tahap plans, atau pada tahap implementation. Jika sudah berhasil, pembaca bisa menghentikan kegiatan bacanya atau membaca yang lain.
Berdasarkan pendapat Merrit tentang metode membaca GPID dapat disimpulkan bahwa dalam membaca GPID ada empat tahap yaitu Goall, Plans, Implementation, dan Development. Keempat tahap tersebut saling berkaitan dan dapat membantu siswa dalam pembelajaran membaca.

2.2.3.9  Metode OK5R
Pengertian Metode Pembelajaran OK5R – Menurut Trianto (2014 : 150-153) Metode OK5R oleh Walter Pauk direktur reading study center cornell university Metode OK5R. Metode mambaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas tahap overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect. Tahapan dalam metode ini hampir sama dengan tahapan metode SQ3R. Tahap yang sama adalah read, recite, review, dan overview (menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang tidak sama adalah key ideas, record, dan reflect.
Key ideas (ide-ide kunci) merupakan kegiatan membaca untuk memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-ide penjelas.Record merupakan kegiatan membuat catatan-catatan atau menandai bacaan pada margin-margin dan membuat ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.Reflect merupakan kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya. Ide-ide pokok yang ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam, dibanding-bandingkan antara ide pokok yang satu dengan ide pokok yang lain dengan melihat persamaan dan perbedaannya, dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca dari sumber lain, dan menyusun kebulatan yang lebih besar. Tahap ini sama dengan membaca kritis. Metode mambaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas tahap overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect.
Tahapan dalam metode ini hampir sama dengan tahapan metode SQ3R. Tahap yang sama adalah read, recite, review, dan overview (menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang tidak sama adalah key ideas, record, dan reflect. Key ideas (ide-ide kunci) merupakan kegiatan membaca untuk memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-ide penjelas. Record merupakan kegiatan membuat catatan-catatan atau menandai bacaan pada margin-margin dan membuat ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.Reflect merupakan kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya. Menurut Trianto, (2009 : 150-153)
1.      Overview adalah siswa membaca secara cepat untuk memperoleh gambaran besar mengenai ide-ide yang dibahas dalam bacaan.
2.      Key ideals adalah (ide-ide kunci) siswa membaca dan  memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-ide penjelas.
3.      Read adalah siswa membaca karangan ini secara aktif dan siswa memberikan reaksi terhadap apa yang dia baca dan tidak membuat catatan panjang
4.      Record  pada tahap ini siswa diminta menggaris bawahi hal-hal penting dalam bacaan
5.      Recite  siswa diminta untuk mengingatkan kembali informasi yang telah dipelajari
6.      Review siswa diminta memceritakan kembali inti sari yang telah dibuatnya dalam sebuah bacaan
7.      Reflect  pada tahap ini siswa diminta merenungkan kembali apa yang telah mereka baca sehingga dapat mengaitkan subtopik-subtopik dalam teks bacaan bacaan Legenda.[12]

Dari segi waktu pelaksanaannya teknik membaca OK5R dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebelum membaca, selama membaca, dan setelah membaca:
1)      Sebelum membaca
             Sebelum membaca dilakukan terlebih dahulu tinjauan umum (overview). Dilakukan dengan membaca bab secara sekilas untuk mengetahui secara cepat isinya. Overview dilakukan dengan : [1] Memperhatikan judul dan sub-judul yang ada dalam bab untuk memperoleh gambaran gagasan yang akan dijelaskan, masalah-masalah yang akan dipersoalkan, dan pertanyaan yang diajukan. [2] Mencari gambaran secara umum tentang isi bab tersebut. Judul dan süb-judul dalam bab akan berfungsi sebagai advance organizer (pemicu pemahaman). Fungsi tinjauan umum adalah untuk pemanasan dan mempersiapkan pemahaman yang maksimal dalam membaca bab itu secara sungguh-sungguh.
2)        Selama membaca
Selama membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu:
a)        Gagasan kunci (key ideas). Setiap buku pada umumnya disusun terdiri atas tiga unsur : gagasan pokok, bahan penunjang, dan bagian transisi. Tugas pokok pembaca adalah memilahkan antara gagasan pokok dan bahan-bahan penunjang.
b)        Membaca (read). Membaca satu paragraph terlebih dahulu, lalu ajukan pertanyaan: apa gagasan pokoknya? Bagaimana gagasan penunjangnya mendukung gagasan pokok? Kata-kata apa yang memberikan petunjuk adanya gagasan pokok dan gagasan penunjang? Apa isi paragraph yang perlu saya peroleh sebagai hasil membaca bab itu?
c)        Mencatat (record). Mencatat hasil pemahaman. ini dilakukan dengan membuat catatan kecil pada tepi halaman dan menggarisbawahi bagian yang penting saja. Jika memungkinkan, dibuat catatan atau ringkasan pada lembaran kertas atau buku catatan tersendiri. Hendaklah dihindari membuat ringkasan dan setiap kalimat yang ada. Ringkaslah gagasan pokoknya saja.
3)        Setelah membaca
Setelah membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu:
a)        Mengungkapkan kembali secara lisan (recite). Untuk menghindari kelupaan, kita ungkapkan pemahaman secara lisan. ini dilakukan dengan cara menutup buku dan mengungkapkan pemahaman yang baru saja diperoleh dengan menggunakan kata-kata sendiri. Setelah mengungkapkan, kita periksa apakah sudah benar pemahaman yang kita ungkapkan. Kita lakukan rangkaian membaca, mencatat, dan mengungkap. kan isi paragraph demi paragraph sampai akhir bab.
b)        Mengulang (review). Setelah selesai mengungkapkan kembali seluruh gagasan pokok dan penunjang, hendaklah diulang kembali seluruh bagian untuk memperoleh gambaran menyeluruh.
c)        Merenungkan kembali (reflect). Setelah selesai seluruhnya, hendaklah direnungkan kembali semua gagasan pokok yang telah diperoleh dan membaca bab tersebut. Dibandingkan satu gagasan pokok dengan yang lain, dilihat mana yang sama dan mana yang bertentangan. Dipadukan pengetahuan baru yang diperoleh dan membaca bab itu dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.[13]

2.2.3.10   Metode SUPER SIX Re
Merupakan metode membaca buku untuk keperluan studi yang meliputi enam tahap, yaitu reconnoiter, read, recite, record, review, dan reflect. Pada hakikatnya kelima tahap dari enam tersebut sama dengan kelima tahap dalam SQ3R. Persamaan kelima tahap dari kedua metode tersebut adalah pada tahap-tahap kegiatannya dan tujuan yang ingin dicapai. Ada dua istilah dari kelima tahap itu yang berbeda, yaitu pada tahap pertama dan keempat. Tahap pertama pada metode SQ3R adalah survai sedangkan pada metode SUPER SIX Re adalah reconnoiter. Tahap keempat pada metode SQ3R adalah recite, sedangkan pada metode SUPER SIX Re adalah record.
Tahap yang belum ada dalam metode SQ3R, tetapi ada dalam metode SUPER SIX Re adalah reflect. Reflect merupakan kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya. Ide-ide pokok yang ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam, dibanding-bandingkan antara ide pokok yang satu dengan ide pokok yang lain dengan melihat persamaan dan perbedaannya, dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca dari sumber lain, dan menyusun kebulatan yang lebih besar. Tahap ini sama dengan membaca kritis.[14]

2.2.3.11   Metode dan Teknik Lain
1.        Membaca Skimming dan Scanning
        Soedarso (2006: 84) menyebutkan bahwa sebagai pembaca kita harus berani menjadi tuan dan bacaan adalah budak kita sehingga bacaan itu dapat diperlakukan sesuai maksud/keinginan kita. Membaca sesuai dengan keinginan kita dapat kita lakukan dengan metode skimming dan scanning. Membaca tersebut dilakukan dengan tidak membaca keseluruhan, tetapi hanya pada bagian-bagian yang dianggap penting saja.
Komponen
Skimming
Scanning
Pengertian
Skimming digunakan untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel tersebut, apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari membaca biasa.
Scanning digunakan untuk mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya, ini dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.
Contoh
skimming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah halaman buku teks sehingga dapat memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan mendetail.
scanning untuk menemukan nomor tertentu pada direktori telepon, kata dalam kamus.
Strategi
Langkah-langkah skimming :
Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut.
Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut.
Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf
Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukanskimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci ataukeyword-nya
Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut
Langkah-langkah scanning :
Perhatikan penggunaan urutan seperti ‘angka’, ‘huruf’, ‘langkah’, ‘pertama’, ‘kedua’, atau ‘selanjutnya’.
Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks lainnya.
Terkadang penulis menempatkan kata kunci pada batas paragraph

Tarigan (1985) mendefinisikan membaca skimming (sekilas) adalah suatu tipe mmembaca dengan cara meliputi atau menjelajah bahan bacaaan secara cepat agar dapat memetik ide-ide utama, sedangkan scanning (sepintas) adalah suatu teknik pembacaan sekilas tetapi dengan teliti dengan maksud menemukan informasi khusus, informasi tertentu dari bahan bacaan.
Dapat disimpulkan bahwa skimming dan scanning adalah teknik membaca cepat yang sangat bermanfaat bagi orang-orang yang dihadapkan pada banyak literatur sementara hanya ada sedikit waktu untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kerancuan dalam membedakan antara skimming dan scanning. Keduanya merupakan teknik membaca cepat, hanya saja berbeda tujuan penggunaan.
Dalam praktiknya, skimming dan scanning seringkali digabungkan. Setelah melakukan skimming, pembaca memutuskan teks tersebut menarik, lalu dilanjutkan dengan scanning lokasi informasi yang spesifik. Bisa juga sebaliknya, melakukan scanning ketika pertama kali menemukan sumber untuk menentukan apakah teks tersebut akan menjawab pertanyaan Anda dan selanjutnya melakukan skimming mencari pesan yang ingin disampaikan penulis atau gagasan utamanya (http://gurupembaharu.com/home/?p=3989, 2010).[15]


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
                        Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Edward Anthony (1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian pun yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.
                        Metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi yang berbeda.Metode dan teknik membaca ada tiga yaitu metode dasar, metode menengah dan metode lanjutan. Metode lanjutan diantanya yaitu metode PQ3R, P2R, S-D4, PACER, PQ3R, PQRST, S2QR, GPID, OK5R, dan SUPER SIX Re.

3.2       Saran
                        Berdasarkan materi yang telah dijelaskan, maka kami menyarankan bahwa sebagai seorang calon pendidik pemahaman tentang membaca dalam Bahasa Indonesia perlu diperluas, karena selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa  Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami, dan khususnya pembaca makalah ini..


Daftar Pustaka

Fikry, Tajdidah. 2013. Metode PQRST (Membaca Tingkat (Lanjut). [Online] Tersedia: http://thufailaalkinaanah.blogspot.co.id/2013/01/metode-pqrst-membaca-tingkat-lanjut.html. {21 Oktober 2017 }



Hurmali, Tarcy. 2011. Seni & Strategi Membaa Cepat Tanpa Lupa. Yogyakarta: Sophia Timur Publisher.


Khuzaimatun, Siti. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Sumberlawang. [Online] Tersedia: https://core.ac.uk/download/pdf/12346762.pdf {09 Oktober 2017}.


Nurmina. Dkk. 2015. Efektivitas Metode P2R Untuk Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Mahasiswa Calon Guru Bahasa Indonesia Universitas Al Muslim. [Online] Tersedia: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjqoteI1oXXAhXEKY8KHX65C4oQFggsMAE&url=http%3A%2F%2Fejournal.upi.edu%2Findex.php%2FJER%2Farticle%2Fdownload%2F1417%2F969&usg=AOvVaw3cKE6ER3zDxi_3rQJ0euPh {09 Oktober 2017}.


Prasrihamni, Mega. 2014.  Peningkatan Keterampilan Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER di Kelas IV SD N 19 Atb Kota Padang. [Online] Tersedia:https://www.scribd.com/doc/277404949/SKRIPSI-MEGA-PRASRIHAMNI-pdf.  {15 Oktober 2017}.

Riadi, Muchlisin. 2013. Strategi Belajar SQ3R. [Online] Tersedia:

Sinulingga, Johan. 2010. Implementasi Metode PQRST dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca (Reading) Mahasiswa. [Online] Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/453/1/Fulltext.pdf {15 Oktober 2017}.

Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Ulfahchanifah. 2015. Metode Membaca.  [Online] Tersedia: https://chanifahulfahwordwordpresscom.wordpress.com/2015/11/18/metode-membaca/. {15 Oktober 2017}.

                    . 2009. Model Pembelajaran Membaca Menggunakan Metode Skimming dan Scanning dengan Teknik One-to-One. [Online] Tersedia: http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/05/model-pembelajaran-membaca-menggunakan.html. {15 Oktober 2017}.









[1] Ulfahchanifah.2015. Metode Membaca. www.wordpress.com. 15 Oktober 2017.
[2]                  2010. Model dan Metode Membaca. [Online] Tersedia: Http://Tugaskampuss.Blogspot.Co.Id/2010/02/Model-Dan-Metode-Membaca.Html
[3]Skripsi Siti Khuzaimatun.2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Sumberlawang. 09 Oktober 2017. (Hlm 26-31)
[4] Muchlisin Riadi. 2013. Strategi Belajar SQ3R. [Online] Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2013/04/strategi-belajar-sq3r.html?m=1

[5] Hurmali, Tarcy. 2011. Seni & Strategi Membaa Cepat Tanpa Lupa. Yogyakarta: Sophia Timur Publisher.

[6] E-Jurnal Nurmina. Dkk. 2015. Efektivitas Metode P2R Untuk Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Mahasiswa Calon Guru Bahasa Indonesia Universitas Al Muslim. 09 Oktober 2017 (Hlm 27-28)
[7] Ulfahchanifah.2015. Metode Membaca. www.wordpress.com. [Online] Tersedia:  https://chanifahulfahwordwordpresscom.wordpress.com/2015/11/18/metode-membaca/.
[8] [8] Skripsi Mega Prasrihamni. 2014. Skripsi Peningkatan Keterampilan Membaca Sekilas Dengan Menggunakan Strategi PACER Di Kelas Iv Sd N 19 Atb Kota Padang. (Hlm 15-22)
[9] E-Jurnal Johan Sinulingga. Implementasi Metode Pqrst Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca (Reading) Mahasiswa (Hlm 3-5)
[11]                  2010. Model dan Metode Membaca. [Online] Tersedia: Http://Tugaskampuss.Blogspot.Co.Id/2010/02/Model-Dan-Metode-Membaca.Html
[12] Amirul Huda, Fakhtan. 2017. Pengertian Metode Pembelajaran OK5R. [Online] Tersedia: http://fatkhan.web.id/pengertian-metode-pembelajaran-ok5r/
[15]                     . 2009.  Model Pembelajaran Membaca Menggunakan Metode Skimming dan Scanning dengan Teknik One-to-One. [Online] Tersedia: http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/05/model-pembelajaran-membaca-menggunakan.html

2 komentar:

  1. terimakasih,sangat membantu sekalai dalam pandemi covid 19 ini

    BalasHapus
  2. Jasa sewa dan jual Tenda Roder, Tenda Transparan, Tenda membrane, Tenda Kerucut, Tenda Sarnafil, Tenda Serbaguna, Tenda gudang dll

    Berikut penjelasan dan fungsi dari masing masing tenda:
    *Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).


    Tenda Roder senidiri biasa di gunakan sebagai:
    -Tenda vaksinasi
    -Tenda darurat Rumah sakit
    -Posko Pengungsian
    -Tenda Peresmian
    -Tenda Pameran
    -Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya


    Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)


    *Tenda Transparan
    Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegant karna bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari ataupun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
    -Acara Wedding
    -Acara birthday party
    -Acara pesta malam
    -Acara Event food frestival dan masih banyak lagi kegunaannya.


    *Tenda Kerucut / Tenda Sarnafil
    Tenda ini biasanya digunakan untuk:

    -Bilik desinfektan
    -Event outdor / pameran
    -Tenda pameran
    -Tenda event / frestival
    -Posko pengamanan covid
    -Posko Polisi sementara
    -Posko darurat Rumah Sakit
    -Ruangan darurat rumah Sakit dan masih banyak kegunaan lainnya.

    Tenda kerucut dapat menutup sempurna untuk menghindari panas matahari langsung ataupun air hujan, untuk ukuran tenda yang biasa di gunakan beberapa macam yaitu 3x3m, 5x5m, dan 10x10m.

    *Tenda Membrane
    Tenda Membran sendiri memiliki kesan yang Elegan dan kokoh, makannya sangat cocok sekali untuk di gunakan sebagai:
    -Atap Cafe
    -Atap Restoran
    -Atap Loby Hotel
    -Atap Lapangan Sepak bola
    -Atap Hall
    -Atap JPO
    -Atap stadon dan masih banyak lagi fungsi lainnya




    untuk Jasa penyewaan sendiri kami dapat melayani untuk daerah JABODETABEK dan sekitarnya


    untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di:

    No.wa : 081977000899 / 081112300319 / 081112520816

    Alamat: Taman Ubud Cendana 1 No.19 Lippo Village, Tangerang Banten


    TENDA RODER, TENDA TRANSPARAN, TENDA KERUCUT, TENDA SARNAFIL, TENDA VAKSINASI, TENDA MEMBRAN, TENDA CAFE, TENDA HOTEL, TENDA LAPANGAN BOLA, TENDA DARURAT RUMAH SAKIT, POSKO PENGUNGSIAN, BILIK DESINFEKTAN, PISKO PENGANAMANAN COVID, RUANGAN DARURAT RUMAH SAKIT.


    #TENDAVAKSINASI #TENDAEVENT #TENDAWEDDING #TENDABAZAR #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL#POSKOPENGUNGSIAN #BILIKDESINFEKTAN #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #FRESTIFALMUSIK #KONSERMUSIK #KONSER #JAKARTA #BANDUNG #KARAWANG #JAWATIMUR #JAWABARAT #JAWA TENGAH #SURABAYA #KALIMANTAN #PISKOPENGANAMANANCOVID #RUANGANDARURATRUMAH SAKIT
    #TENDAVAKSINASI #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL #TENDASERBAGUNA #TENDADRIVETHRU #TENDAVAKSIN #TENDAPEMAKAMAN #TENDA MEMBRAN #TENDA CAFE #OODFRESRIFAL #KONSERMUSIK #FRESTIFALSENI #EVENTORGENAIZER #ACARAMUSIK #KONSERSENI #BOOTHPAMERAN #STANDPAMERAN #EVENTPAMERAN #TENDAPAMERAN #TENDAEVENT #TENDAKONSER #TENDABESAR #SEWATENDA #SEWATENDAKERUCUT #SEWATENDASARNAFIL #SEWATENDARODER #SEWATENDATRANSPARAN #SEWATENDAWEDDING #SEWATENDAUPACARA #SEWATENDAFOODFRESTIVAL #TENDAMURAH #TENDATERLENGJAP #VENDORTERPERCAYA #VENDORTERMURAH #TENDAMURAH #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #TENDARUMAHSAKIT #TENDASERBAGUNA #TENDASEMIPERMANEN #TENDAEVENT #TENDAPAMERAN #TENDAKECIL #TENDASIRCUIT #TENDAARENABALAP #SEWATENDASIRCUIT #SEWATENDAAREABALAP #SEWATENDAUNTUKMOTORGP #SEWATENDAEVENT #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #TENDAKERUCUT #TENDA SARNAFIL #TENDATERLARIS #TENDATERMURAH #TENDAMURAH #TENDALARIS #TEND3X3M #TENDASARNAFIL3X3M #TENDAKERUCUT3X3M #TENDASARNAFIL5X5M #TENDASARNAFIL4X4M #TENDASARNAFILMURAH #PRODUSENTENDA #PRODUSENTENDASARNAFIL #JUALRANGKATENDA


    https://www.tendaroderindonesia.com/

    https://shopee.co.id/dewi.melansari

    https://www.tokopedia.com/meylans

    https://www.facebook.com/profile.php?id=100055894358161

    https://www.instagram.com/juragantendaofficial/

    https://wordpress.com/home/juragantendaofficial.wordpress.com

    https://twitter.com/IndonesiaRoder

    BalasHapus