Metode
dan Teknik Membaca
Disusun Oleh : Kelompok 6
Diyan
Riyani (1713041013)
Moulia
Mahyu (1713041005)
Zazila
Ziani (1713041043)
Melita
Sari (1713041007)
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
Prodi.
Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas
: A
Dosen
Pengampu : Dr. Siti
Samhati, M.Pd
Bandar
Lampung, 19 Oktober 2017
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Lampung
Tahun
Pelajaran 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada
kita semua, salawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Berkat rahmat Allah SWT Yang Maha
Kuasa, penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Metode dan
Teknik Membaca” dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapat
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada : Dr. Siti Samhati, M.Pd, yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Perpustakaan Universitas
Lampung yang telah memberikan fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai
dengan lancar. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materil maupun
do’anya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang
tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penyusun pada khususnya. Penyusun
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penyusun sampaikan terimakasih.
Wassalammualaikum
Wr.Wb
Bandar
Lampung, 14 Oktober 2017
Penyusun
Kelompok
6
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………..……i
DAFTAR
ISI………………………………………………….……………………...ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………..…..………………1
1.1
Latar Belakang Masalah…………………..……………………………..……1
1.2
Rumusan
Masalah…………………………..…………………...……….……2
1.3
Tujuan……………....…………………………………………………………2
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………..…3
2.1 Pengertian Metode dan Teknik
Membaca…………………………………….3
2.2 Metode SQ3R…………………………………………………………………4
2.3 Metode Membaca P2R…………………………………………………...….11
2.4 Metode Membaca S-D4…………………………………………………...…13
2.5 Metode Membaca PACER…………………………………………………..14
2.6 Teknik Lain……………………………………………………………..……16
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………………20
3.1 Kesimpulan……………….……………………………………………....….20
3.2 Saran…………………..……………………………………………...……...20
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………….21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberhasilan
anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak
ditentukan kemampuannya dalam membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian
besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak
harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu,
pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan
dan pengajaran. Kemampuan membaca ini tidak dapat diperoleh secara alamiah,
tetapi melalui proses pembelajaran yang sebagian merupakan tanggung jawab guru.
Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan membacanya.
Banyak
sekali informasi yang dapat digali dari kegiatan membaca. Orang yang banyak
membaca akan mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang
yang jarang atau bahkan tidak pernah membaca. Melalui pengetahuan yang dimiliki
itu, orang dapat mengkomunikasikan kembali informasi yang dimiliki dalam bentuk
lisan atau tulisan. Sehingga dengan kata lain, membaca dapat membantu pula
seseorang untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam bentuk lain.
Apalagi dalam masyarakat yang berteknologi modern seperti sekarang ini,
seseorang haruslah banyak membaca agar dapat mengikuti perkembangan dan
kemajuan teknologi karena kesulitan dalam membaca merupakan cacat yang serius
dalam kehidupan (Slamet, 2003: 74). Menumbuhkan minat membaca siswa dengan
metode yang tepat, dapat digunakan sebagai langkah awal dalam pembelajaran membaca.
Sering
kita mengalami kesulitan dalam memahami sebuah buku atau bahan bacaan
lainnya. Tidak jarang untuk memahami sebuah bacaan, kita membaca lebih dari satu
kali. Mengapa demikian? Banyak orang yang membaca sebuah buku atau bacaan lain
dengan cara membaca keseluruhan bacaan itu sekaligus. Dengan cara itu, orang tersebut beranggapan akan dapat
memahami bacaan itu dengan baik. Ternyata
anggapan tersebut tidak terlalu tepat. Untuk memahami suatu bacaan,
tidaklah sekedar membaca, tetapi
memerlukan strategi yang tepat, cepat, dan memperoleh hasil yang baik.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan metode dan
teknik membaca?
1.2.2
Bagaimana membaca SQ3R, P2R, S-D4, dan
PACER?
1.2.3
Apakah ada teknik lain dalam membaca
selain SQ3R, P2R, S-D4, dan PACER?
1.3
Tujuan Masalah
1.3.1
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
dasar-dasar membaca.
1.3.2
Untuk mengetahui pengertian metode dan
teknik membaca.
1.3.3
Untuk mengetahui macam-macam metode dan
teknik membaca.
1.3.4
Untuk mengetahui teknik lain dalam membaca
selain SQ3R, P2R, S-D4, PACER dan teknik lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode dan Teknik Membaca
Metode
berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan.
Edward Anthony (1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa
secara teratur, tidak ada satu bagian pun yang bertentangan, dan semuanya
berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis
(sudah jelas kebenarannya), sedangkan metode bersifat prosedural
(langkah-langkah).
Metode bersifat
prosedural maksudnya penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa
dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai
dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar. Lebih lanjut Sangidu memberikan batasan
metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu
kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (2004: 14).
Menurut
Salamun dalam (Sudrajat, 2009: 7) metode pembelajaran ialah sebuah cara-cara
yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi
yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan kondisi atau lingkungan pembelajaran dan hasil pembelajaran
yang ingin dicapai.
Berdasarkan pengertian metode di atas dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh
dan bersistem dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dan bertahap
dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi
yang berbeda[1].
2.2
Jenis-Jenis Metode Membaca
Metode membaca (reading method) merupakan tingkat
penerapan teori-teori membaca yanga da pada tingkat model membaca. Penerapan
metode membaca dilakukan dengan cara melakukan pemilihan kemahiran khusus yang
akan digunakan untukmembaca, yaitu kemahiran memanfaatkan informasi visuola dan
nonvisual. Dari berbagai ragvam metode membaca dapat diklasifikasi menjadi
tiga, yaitu metode dasar, metode menengah, dan metode lanjutan.
2.2.1 Metode Dasar
Metode dasar merupakan metode membaca yang digunakan atau
diperuntukkan pembaca semula. Pembaca pemula adalah pembaca yang baru kali
pertama membaca atau belajar membaca. Menurut Wiryodijoyo (1989:35) dan Akhadiah (1992:32),
metode membaca dasar (permulaan) ada lima, yaitu metode abjad, bunyi, kupas
rangkai suku kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sintesis
(SAS).
1.
Metode
Abjad dan Metode Bunyi
Metode abjad merupakan metode membaca yang digunakan atau
diperuntukkan untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal
huruf dengan prosedur huruf dibaca dalam wujud abjad.
Contoh : Huruf
a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, be, ce, de, dan seterusnya.
Metode bunyi
merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca pemula
yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan cara huruf dibaca di dalam
wujud bunyi. Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, eb, ec, ed, dan
seterusnya.
2.
Metode
Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga.
Metode kupas rangkai suku kata merupakan metode membaca
yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan
merangkai suku kata yang dibaca. Bacaan yang dibaca dalam bentuk suku kata,
misalnya : suku kata bo – la, bu – sa, dan bu – ku.
Suku kata-suku kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1. Tiap suku kata diurai
atau dibaca huruf demi huruf.
2. Huruf demi huruf
dirangkai atau dibaca menjadi suku kata.
Contohnya
adalah :
bo – la
b – o – l – a
bo – la
bu – sa
b – u – s – a
bu – sa
bu – ku
b – u – k – u
bu – ku
Metode kata
lembaga adalah metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula
dengan prosedur mengurai dan merangkai kata lembaga yang dibaca.
Bacaan yang dibaca tidak dalam bentuk suku kata, namun
dalam bentuk kata. Misalnya kata topi, mata, dan sapu.
Kata-kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1. Kata dibaca (diuraikan)
menjadi suku kata-suku kata,
2. Suku kata dibaca
(diurai) menjadi huruf demi huruf,
3. Huruf demi huruf dibaca
(dirangkai) menjadi suku kata,
4. Suku kata-suku kata
dibaca (dirangkai) menjadi kata.
Contohnya
adalah :
topi
to – pi
t – o – p – i
to – pi
topi
mata
ma – ta
m – a – t – a
ma – ta
mata
sapu
sa – pu
s – a – p – u
sa – pu
sapu
Persamaan kedua
metode itu adalah menggunakan prosedur yang sama, yaitu mengurai dan merangkai
suku kata mengurai suku kata menjadi huruf demi huruf dan merangkai huruf
demi huruf menjadi suku kata, sedangkan metode kata lembaga mengurai kata
menjadi suku kata – suku kata, mengurai suku kata menjadi huruf-huruf,
merangkai huruf-huruf menjadi suku kata merangkai suku kata – suku kata menjadi
kata.
3.
Metode
Global
Metode global merupakan yang digunakan atau diperuntukkan
pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya
kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh
kembali. Prosedur penerapan metode ini adalah berikut ini.
1. Pembaca membaca beberapa
kalimat.
2. Salah satu kalimat dipilih
untuk dibaca lebih lanjut.
3. Kalimat yang terpilih
dibaca (diurai) kata demi kata.
4. Kata-kata tersebut
dibaca (diurai) suku kata demi suku kata.
5. Suku kata-suku kata itu
dibaca (diurai) huruf demi huruf.
6. Huruf dan huruf dibaca
(dirangkai) menjadi suku kata.
7. Suku kata-suku kata
dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.
8. Kata-kata dibaca
(dirangkai) menjadi kalimat.
Penerapan
metode ini adalah :
a. Membaca beberapa kalimat, misalnya :
Ini
bola saya
Ini
bola dia
Ini
bola adik
b. Kalimat yang dipilih dibaca dengan cara diurai dan
dirangkai, misalnya kalimat “ini bola saya”
Ini bola saya
Ini
bola
saya
I – ni
bo – la
sa – ya
I – n – i
b – o – l – a
s – a – y – a
I – ni
bo – la
sa – ya
Ini
bola
saya
Ini bola saya
4.
Metode
SAS
Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) merupakan metode
membaca permulaan yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu membaca secara
struktur, analisis, dan sistaksis. Dalam penerapannya, metode SAS dibagi
menjadi dua jenis, yaitu metode SAS tanpa buku dan dengan buku (Zuchdi 1997:55)
a)
Merekam
Bahasa Siswa. Kalimat yang
digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai dengan tingkat baca siswa
sehingga bahasa hasil rekaman dipilih terlebih dahulu, tidak semua bahasa hasil
rekaman dipakai sebagai bahan bacaan.
b)
Menampilkan
Gambar Sambil Cerita. Guru menampilkan gambar kepada siswa sambil bercerita.
Gambar yang diperlihatkan adalah gambar yang sederhana, mudah dilihat, dan
dikenal siswa.
c)
Membaca
Gambar. Membaca gambar caranya sama dengan menampilkan gambar
sambil cerita, yaitu guru memperlihatkan sebuah gambar. Setelah menampilkan
gambar, guru mengucapkan sebuah kalimat gambar tersebut. Kalimat berikutnya
tidak dari guru, melainkan dari siswa.
d)
Membaca
Gambar dengan Kartu Kalimat.
Kali pertama yang dilakukan guru dalam membaca gambar
dengan kartu kalimat adalah memperlihatkan gambar pada siswa.
e)
Membaca
secara Struktural. Membaca secara struktural (s) adalah membaca bacaan yang
berupa kalimat-kalimat secara struktural, yaitu membaca kata demi kata yang
menyusun kalimat yang dibacanya.
f)
Membaca
secara Analisis. Membaca secara analisis merupakan membaca dengan cara
menganalisis (mengurai) unsur bacaan yang besar, kalimat yang dibaca menjadi
kata-kata, kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan suku kata menjadi
huruf-huruf.
g)
Membaca
secara Sintesis. Membaca secara sintesis adalah membaca dengan cara
mensintesis (merangkai) unsur pembentuk bacaan yang kecil menjadi yang lebih
besar, yaitu merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata-suku kata
menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
2.2.2 Metode Menengah
Metode menengah merupakan metode membaca yang digunakan
atau diperuntukkan untuk pembaca yang sudah mahir membaca permulaan. Kemahiran
yang didapat dengan metode ini adalah tidak hanya penyandian kembali
simbol-simbol grafis tersebut.
1.
Metode
Kata. Metode
kata merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan. Penerapan metode
ini didasarkan atas pandangan (asumsi) bahwa bacaan merupakan susunan atas
kata-kata yang mengandung makna.
2.
Metode
Frase. Metode frase merupakan cara membaca unsur bacaan yang
berbentuk frase. Pembaca menggerakkan matanya dari frase ke frase dan memahami
atas frase-frase yang dibacanya. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa
penulis menyampaikan ide-ide dan perasaannya bukan dalam bentuk kata, melainkan
dalam bentuk frase (Hardjasujana dan Mulyati 1997:177).
3.
Metode
Kalimat. Metode kalimat merupakan cara membaca dengan menelaah
kalimat demi kalimat yang adaal dalam bacaan. Metode ini diterapkan dengan
asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-idenya atau gagasannya dalam bentuk
kalimat. Dengan menerapkan metode ini pembaca akan dapat membaca lebih efisien dan
efektif. Keefektifan metode ini adalah pembaca akan lebih mudah memahami bacaan
karena pembaca dapat menangkap ide demi ide yang dituangkan dalam bentuk
kalimat.
4.
Metode
Paragraf. Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah
paragraf demi paragraf.
2.2.3 Metode Lanjutan
Metode
lanjutan merupakan cara yang diterapkan dalam membaca oleh pembaca yang sudah
menguasai metode menengah untuk mengembangkan dan meningkatkan kemahiran
membaca. Cara membaca yang dimaksud adalah bagaimana pembac dapat membaca
seefisien dan seefektif mungkin. Pembaca dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
dapat membaca sebanyak-banyaknya dan dapat memahami bacaan yang dibaca dengan
baik.[2]
2.2.3.1 Metode
SQ3R
Metode
SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik yang dikembangkan oleh
F.P. Robinson pada tahun 1970. SQ3R sendiri kependekan dari Survey, Question,
Read, Recite, dan Review. Tampubolon dalam Suyatmi (1997: 210) membuat
akronimnya dalam bahasa Indonesia menjadi surtabaku yang merupakan akronim dari
survei, tanya, baca, katakan, dan ulang.
Ada
beberapa manfaat yang bisa dipetik dari penggunaan metode ini dalam kegiatan membaca
(Suyatmi, 1997: 210-211). Pertama, adanya tahap Survey terhadap bacaan
yang dihadapi memberi kemungkinan pada pembaca untuk menentukan apakah materi
yang dihadapinya itu sesuai dengan keperluannya atau tidak. Hal itu berarti
jika bacaan itu memang diperlukannya, tentu pembaca akan meneruskan kegiatan
membacanya. Jika tidak, pembaca akan mencari bahan lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kedua,
metode SQ3R memberi kesempatan kepada para pembaca untuk berlaku fleksibel.
Artinya pengaturan kecepatan membaca untuk setiap bagian bahan bacaan tidaklah
harus sama. Pembaca akan memperlambat tempo bacaannya mana kala bertemu dengan
hal-hal yang relatif baru baginya, yang memerlukan perenungan untuk dapat
memahaminya, dan bagian-bagian bacaan yang berisi informasi yang diperlukan. Sebaliknya,
pembaca akan menaikkan tempo kecepatan bacanya, jika bagian-bagian bacaan itu
dipandang kurang relevan dengan kebutuhannya atau sudah dikenalinya.
Ketiga,
metode SQ3R membekali pembaca dengan metode belajar yang sistematis. Belajar
dengan menggunakan metode tertentu akan menghasilkan efisiensi dan efektifitas
hasil belajar yang lebih baik daripada tidak bermetode. Penerapan metode ini
dalam pembelajaran akan menghasilkan pemahaman yang komprehensif, bukan
ingatan. Pemahaman yang komprehensif relatif akan bertahan lebih lama tersimpan
di dalam otak kita, daripada hanya sekadar mengingat fakta.
1)
Tahap Survey (Menjelajahi)
Survey atau prabaca adalah teknik
untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap (Agustinus Suyoto, 2008:
1). Pendapat yang lebih komplet dikemukakan oleh Soedarso (2002: 60), prabaca
adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan
untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Berdasarkan
pendapat kedua tokoh tersebut jelas bahwa survey dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana bacaan tersebut akan bermakna baginya.
Kegiatan prabaca dilakukan untuk
mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud
untuk: mempercepat penangkapan arti,
mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang penting, melihat susunan
(organisasi) bahan bacaan tersebut, mendapatkan minat perhatian yang saksama
terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih
mudah.
Dalam kegiatan prabaca, guru
mengarahkan perhatian pada pengaktifan skemata siswa yang berhubungan dengan
topik bacaan. Pengaktifan skemata siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan peninjauan awal, pedoman antisipasi, pemetaan makna, menulis
sebelum membaca, dan drama kreatif (Bruns, dkk 1996) dalam (Somodayo, 2011:
35).
Skemata ialah latar belakang
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa tentang suatu informasi
atau konsep tentang sesuatu. Skemata menggambarkan sekelompok konsep yang
tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat-tempat,
tindakan, atau peristiwa.
Untuk menjadi pembaca yang sukses,
siswa membutuhkan berbagai skemata. Mereka harus memiliki konsep-konsep tentang
tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan bahsa bicara da bahasa tertulis.
Mereka juga membutuhkan kosakata dan pola kalimat yang umumnya tidak ditemukan
dalam bahasa lisan dan dengan gaya menulis yang berbeda dengan berbagai aliran
sastra (Rahim, 2005: 99-100). Ada beberapa teknik dalam melakukan survei. Setiap jenis bacaan, teknik surveinya
pun berbeda.
a)
Survei Buku
Dalam
prabaca buku, tindakan yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Memperhatikan
judul dan topik . Bertujuan untuk mengetahui secara garis besar informasi yang
akan didapatkan.
2. Telusuri
daftar isi. Bertujuan untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku atau
informasi.
3. Baca
kata pengantar. Bertujuan untuk mendapatkan tujuan dari penulisan buku dan
pembatasan permasalahan.
4. Lihat
tabel, grafik, dan gambar. Bertujuan untuk menolong pembaca dalam memahami isi
buku.
5. Telusuri
indeks. Bertujuan untuk mendapatkan kata-
kata kunci, sehingga dapat dicocokkan dengan kebutuhan dan tujuan.
b) Survei
Bab
Menurut Soedarso (2002: 61) sebelum
membaca suatu bab, adakan survei terlebih dahulu yang lebih teliti lagi
dibandingkan survei secara keseluruhan isi buku. Selain itu, diamati pula
subjudul-subjudul dan kaitannya, alat-alat bantu visual yang ada di bab seperti
grafik, peta, dan lain-lain. Alat-alat bantu visual tersebut mampu memberikan
gambaran secara jelas bab yang dibahas.
Selanjutnya perhatikan paragraf pertama
dan akhir, karena kadang-kadang penulis menggunakan paragraf tersebut untuk
menyampaikan pokok yang akan dibicarakan dalam bab itu. Kemudian lihatlah ringkasannya,
karena ringkasan atau ikhtisar merupakan kesimpulan isi dari bab tersebut.
Terakhir, melihat subjudul-subjudul, karena dengan adanya subjudul, pembaca
semakin mengetahui hubungan bagian-bagian isi buku itu.
c)
Survei Artikel
Ada beberapa macam artikel yang dibaca,
yaitu (1) ada yang terus saja ditelan, (2) ada yang perlu diuji kembali, (3)
ada yang perlu diringkas, (4) ada yang perlu ditimbang-timbang, dan (5) ada
yang langsung dibuang saja (Soedarso, 2002: 61). Oleh karena itu, sebelum
membaca hendaklah melakukan survei terlebih dahulu. Barulah jika diperlukan,
membacanya secara keseluruhan.
Setiap artikel umumnya terbagi dalam
tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup/ kesimpulan. Setiap paragraf
mempunyai topik yang memuat pokok pikiran paragraf. Kalimat pertama atau dua
kalimat pertama biasanya kalimat topik.
Pertama
baca judul, judul tidak hanya menunjukkan masalah yang akan dibahas, tetapi
untuk merangsang pembaca berpikir hal-hal yang akan didapatkan dari judul,
gagasan-gagasan yang ada, dan hal yang telah diketahui.
Kedua baca semua
subjudul dengan cepat. Subjudul membantu pembaca membentuk pengertian yang
menyeluruh. Subjudul menunjukkan fokus yang khusus serta aspek-aspek yang
mengacu pada keseluruhan topik.
Ketiga baca kalimat
pertama sub-bab, karena kalimat pertama sering menuturkan isi bagian tulisan
itu. Jika tidak maka baca kalimat terakhir paragraf karenakalimat ini sering
mengulangi gagasan utama paragraf tersebut.
Keempat
amati tabel untuk memahami isi. Kelima buang jika memang benar-benar
tidak dibutuhkan dan tidak bermanfaat.
2)
Tahap Question (Bertanya)
Menurut Beatty (2002: 2) sebelum
kegiatan membaca dilakukan, dimulai dengan menyusun beberapa pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk berpikir mengenai topik secara kesatuan. Kegiatan
ini sebagai aktivitas pemanasan sebelum membaca. Hal ini dikarenakan
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat berdasarkan prediksi-prediksi pembaca pada
saat melakukan survey akan memandu pembaca pada saat melakukan aktivitas baca
yang sesungguhnya.
Pertanyaan ini muncul karena dorongan
atau hasrat ingin tahu tentang sesuatu hal yang diduga jawabnya akan diperoleh
melalui bacaan tersebut. Mengajukan pertanyaan bisa dengan mengubah judul dan
subjudul serta subbab dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata
siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana (5W+1H). Mel Silberman
(1996: 94) menjelaskan manfaat dari pertanyaan yaitu membuat siswa aktif
sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi efektif. Terlebih dahulu, tanpa
penjelasan dari guru, siswa mencari permasalahan yang ada dalam bacaan. Atau
dengan cara guru menstimulus siswa dengan beberapa pertanyaan.
Pada waktu survey buku secara
keseluruhan, pertanyaan yang disusun mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survey
pada bab ke bab pertanyaan-pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu
pertanyaan dapat menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi bacaan secara
lebih mendalam. Berdasarkan pengalaman, membaca dengan maksud untuk dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan biasanya lebih sungguh-sungguh dan cermat
daripada membaca hanya sekadar untuk membaca.
3)
Tahap Read (Membaca)
Tahap selanjutnya dilakukan kegiatan
membaca sesungguhnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan (Zuchdi,
2007: 128). Pembaca tidak diharuskan untuk membaca dengan kecepatan yang sama.
Hal ini ditentukan oleh tujuannya dan karakteristik bacaan yang dihadapinya.
Cara membacanya pun bukan seperti membaca novel yang hanya mengikuti apa yang
sedang berlangsung, melainkan secara kritis. Baca tulisan bagian demi bagian.
Bersamaan membaca bagian-bagian itu, mencari jawaban atas pertanyaan yang
muncul sehubungan dengan topik bacaan.
Menurut Soedarso (2002: 63) pada tahap
membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) jangan membuat
catatan-catatan karena akan memperlambat kecepatan membaca dan berbahaya jika
hanya merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja, (2) jangan membuat
tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frasanya, acap kali setelah
selesai membacanya ternyata salah memilih. Pada tahap membaca ini,
konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokoknya serta mengetahui detail yang
penting.
4)
Tahap Recite (Menceritakan Kembali)
Recite merupakan kegiatan menceritakan
kembali isi bacaan yang telah dibaca dilakukan setelah pembaca merasa yakin
bahwa sejumlah pertanyaan yang dirumuskan sebelum kegiatan membaca dilakukan
telah terpenuhi (Soedarso, 2002: 63-64). Kegiatan menceritakan kembali isi
bacaan ini disebut juga dengan retall yang berfungsi untuk mengingat hal-hal
yang telah didapatkan. Walaupun bahan bacaan mudah dipahami, pastikan tahap
recite atau mengutarakan kembali isi bacaan ini jangan dilewatkan agar hal-hal
penting yang telah didapatkan tidak mudah dilupakan.
Lebih lanjut Darmiyati Zuchdi (2007:
129) menjelaskan tahap recite ini dilakukan dengan cara menyatakan jawaban dan
bukti dikemukakan kepada diri sendiri dengan bergumam, bersuara, atau dalam
bentuk catatan tulisan. Hal itu berarti dengan melihat pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat sebelum membaca pembaca mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan
bergumam atau bersuara yang dikemukakan pada dirinya sendiri, atau menulis
jawabannya pada selembar kertas tanpa melihat buku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam
pembuatan ikhtisar bacaan meliputi:(1) ikhtisar dibuat dengan kata-kata
sendiri, (2) ikhtisar dibuat secara singkat, padat, dan jelas yang mencakup
butir-butir penting isi bacaan, (3) kegiatan ini dilakukan tidak bersamaan
dengan kegiatan lain, misalnya mencatat sambil membaca atau mencatat sambil
membuka-buka kembali halaman bacaan, (4) setelah selesai membuat ikhtisar
kemudian direnungkan lagi apakah hal itu sesuai dengan pendapat penul
5)
Tahap Review (Meninjau Kembali)
Menurut Soedarso (2002: 64) daya ingat
manusia terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% pembaca menguasai isi
bacaan, kemampuannya dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail bagian yang
penting tinggal 40%. Lalu dalam tempo dua minggu pemahamannya tinggal 20%.
Bagaimana jika selang satu bulan bahkan 1 tahun? Tentu tinggal 2% saja hal yang
diingat oleh manusia. Oleh karena itu, kegiatan terakhir yaitu review janganlah
dilewatkan.
Review merupakan kegiatan mengulangi
kembali judul/ subjudul/ subbab guna
mendapatkan hal-hal penting yang seharusnya diingat (Soedarso, 2002:
64). Hal ini sangat bermanfaat karena review merupakan salah satu strategi
membaca, yang membuat siswa memahami keseluruhan ide (Beatty, 2002: 6).
Manfaat dari kegiatan review ini
diperkuat oleh pernyataan Darmiyati Zuchdi (2007: 129) bahwa, meninjau kembali,
dilakukan dalam jarak waktu yang tepat setelah membaca guna mengingatnya secara
permanen. Dengan demikian dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
manfaat review antara lain: (1) dapat membantu dan meningkatkan isi bacaan, (2)
lebih memperjelas pemahaman daya ingat, (3) memperoleh hal penting lain yang
luput dari pengamatan pada saat membaca.
Meninjau ulang hanya dengan melihat-lihat bagian-bagian tertentu yang
dianggap perlu untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan. Bagian-bagian
tersebut misalnya, judul-judul dan sub-judul, gambar-gambar, diagram-diagram,
grafik-grafik, dan memeriksa kembali pertanyaan-pertanyaan baik yang telah
tersedia dalam bacaan ataupun pertanyaan yang telah dirumuskan sendiri.
Melalui kegiatan peninjauan ulang ini,
pembaca bukan sekadar harus merasa yakin bahwa apa yang akan dibacanya itu
telah dikuasai dan dipahaminya, melainkan juga harus merenungkan dan memikirkan
tingkat kebenaran gagasan penulisnya, kelemahan dan kebaikan sajian buku
tersebut, bila perlu memikirkan kritik dan saran untuk penyempurnaan buku
tersebut.
Akan lebih baik lagi jika hasil-hasil
bacaan itu ditulis dan dirangkum (Zuchdi, 2007: 131). Pembuatan rangkuman ini meliputi:
(1) judul buku, nama pengarang, penerbit, dan tahun terbit, (2) topik/ tema
bacaan, (3) catatan ringkas mengenai pokok-pokok penting isi bacaan dan ditulis
dengan menggunakan bahasa sendiri, (4) kutipan selengkapnya bagian informasi
atau pernyataan yang dipandang penting disertai keterangan sumber otentik
(tahun terbit dan halamannya).
Berdasarkan penjabaran dari tahap-tahap SQ3R
di atas, dapat disimpulkan bahwa, tahap survey bacaan dilakukan untuk
mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca. Lalu dengan mengajukan berbagai
pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan
tersebut akan lebih memudahkan pembaca memahami bacaan. Kemudian dengan mencoba
mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, pembaca akan
menguasai dan mengingatnya lebih lama. Sehingga metode ini memungkinkan para
siswa untuk belajar secara sistematis dengan bantuan langkah-langkah kerja yang
tepat dan efisien.[3]
Dalam referensi lain metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan penimbul pertanyaan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan penimbul pertanyaan dan
tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi
secara mendalam dan luas. Strategi SQ3R yang dicetuskan oleh Francis P.
Robinson pada tahun 1941 dipandang dapat meningkatkan kinerja memori dalam
memahami substansi teks dan bahan bacaan dalam suatu bidang pengetahuan.
Langkah-langkah yang digunakan dalam
pelaksanaan metode SQ3R yaitu:
1.
Survey
Langkah pertama dalam strategi SQ3R
adalah survey, yaitu guru perlu membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa
atau meneliti secara singkat seluruh struktur pokok kajian. Tujuannya adalah
agar siswa mengetahui panjangnya pokok
kajian, judul bagian (heading), dan judul sub bagian (sub heading),
istilah kata kunci dan sebagainya (Syah, 1997:131).
Dalam melakukan survey, siswa menyiapkan
pensil, kertas dan alat pewarna (stabilo) untuk menandai bagian-bagian
tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan perlu
ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah
selanjutnya.
2.
Question
Guru memberikan petunjuk atau contoh
kepada para siswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan
relevan. Pertanyaan yang dibuat bisa menggunakan rumus 5W1H-nya wartawan. Rumus
5W1H itu berarti, Who, What, When, Why, Where dan How (Thabrany, 1995: 86).
3.
Read
Guru menyuruh siswa membaca secara aktif
dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
Dalam hal ini membaca secara aktif juga berarti membaca difokuskan pada
paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang
diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi (Syah, 1994: 131).
4.
Recite
Recite merupakan latihan untuk
meningkatkan kembali pemahaman tentang materi pelajaran dengan memberi
penekanan pada butir-butir penting yang dapat dilakukan dengan mendengarkan
sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan (Trianto, 2007:149).
5.
Review
Menurut Gie (1994: 82), setelah
melakukan resitasi siswa masih perlu menengok seluruh catatannya untuk memperoleh
sebuah gambaran yang lengkap mengenai segenap ide yang telah dipelajari. Untuk
mencegah ide-ide terlupakan lagi, pengulangan terhadap bahan pelajaran perlu
dilakukan sewaktu-waktu.[4]
Dalam buku Seni & Strategi Membaca
Cepat Tanpa Lupa karya Tarcy Hurmali dijelaskan
bahwa metode SQ3R dipopulerkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. Metode
ini sering digunakan orang. Selain itu metode ini lebih mudah dipahami dalam
konteks membaca cepat. Pemahaman yang diperoleh dalam membaca cepat lebih
mendalam daripada metode-metode lainnya.
Tahap-Tahap
Metode SQ3R sebagai berikut.
1.
Survei
(Peninjauan).
Survei ini berfokus pada melihat
sepintas sebuah bacaan atau sebuah buku. Hal-hal yang dilihat adalah judul
utama, subjudul, sinopsis, kata pengantar, dan daftar isi. Survey ini merupakan
langkah awal sebelum membaca keseluruhan sebuah buku. Setelah melihat
bagian-bagian penting itu,selanjutnya adalah melihat bagian dalam sebuah buku,
seperti bab, subjudul, huruf-huruf yang dicetak miring, tabel. Dari penglihatan
ini bisa mendapat pesan sebuah buku yang hendak dibaca.
Tujuan dari survei ini adalah Anda akan
cepat menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting,melihat
susunan bacaan dan Anda pun akan berminat dalam sebuah buku. Teknik dalam
survei sebagai berikut.
1.
Teknik Survei Buku
a)
Lihatlah daftar isi.
b)
Baca kata pengantar.
c)
Lihat tabel dan grafiknya.
d)
Lihat dan telusuri indeksnya.
2.
Teknik Survei Bab
a)
Lihatlah paragraf pertama dan terakhir.
b)
Lihat ringkasannya.
c)
Lihat subjudul.
3.
Teknik Survei Artikel
a)
Baca judul dan subjudul.
b)
Lihat tabel.
c)
Baca kata pengantar.
d)
Baca kalimat pertama sub-sub dan buatlah
keputusan baca atau tidak.
4.
Teknik Survei Kliping
a)
Lihat judul.
b)
Perhatikan penulisnya.
Manfaat
Metode SQ3R sebagai berikut.
1.
Membaca judul berguna untuk memfokuskan
pada topik bab.
2.
Pendahuluan berguna untuk memberikan
orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dari bab terkait.
3.
Membaca sub-bab berguna untuk memberikan
gambaran mengenai kerangka pemikiran.
4.
Grafik dan diagram berguna untuk
memberikan informasi penting sebagai tambahan teks.
2.
Question
Question berarti bertanya. Dalam konteks
membaca cepat, question digunakan mempertanyakan masalah, isi, atau ruang
lngkup buku yang hendak dibaca. Pertanyaan sangat penting sebelum Anda membaca.
Pertanyaan ini sangat baik terutama dapat membantu pikiran Anda terfokus pada
pencarian jawaban pada sebuah buku yang Anda baca bertanya disatukan ketika
hendak melakukan survei sebuah buku bacaan. Dengan bertanya berarti bersikap
aktif. Untuk membuat hal ini lebih efektif, pertanyaan yang akan ditanyakan
adalah pertanyaan yang sungguh berguna, berdasarkan keingintahuan sebelum
membaca.
3.
Read
Tahap read dilakukan jika sudah
melewati dua tahap di atas. Jika belum melewati dua tahap di atas, maka sangat
sulit untuk membaca cepat sebuah buku. Ketika sudah melewati dua tahap
tersebut, tidak akan menemukan kesulitan dalam mencari ide pokok dalam sebuah
bacaan. Semua pertanyaan yang kita ajukan akan terjawab ketika kita membaca.
4.
Recite
Tahap ini sering disebut juga
resitasi atau refleksi terhadap sesuatu.
Dalam konteks membaca cepat, recite berarti mencoba mengingat kembali apa yang
sudah di baca. Ingatan berupa ingatan ide-ide pokok yang ditemukan selama
membaca.
5.
Review
Tahap review berarti harus
mengulang kembali apa yang menjadi isi bacaan yang sudah dibaca. Mengulang
berarti mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dibaca atau dipelajari. Review
dilakukan ketika sudah membaca keseluruhan sebuah buku. Diharapkan ingatan itu
sifatnya janga panjang. [5]
2.2.3.2
Metode P2R
Metode
P2R merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read, dan review,
yang biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien. Menurut
Gordon (dalam Haryadi, 2006:91) penjelasan ketiga tahap dalam metode ini adalah
sebagai berikut:
a.
Preview adalah membaca sekilas
untuk mengetahui struktur bacaan, pokok-pokok pikiran, relevansi, dan
sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan pengenalan terhadap bacaan
mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat luaran. Setelah itu, pembaca
memutuskan apakah perlu ketahap selanjutnya
(Read) atau tidak. Jika memang sudah tahu tentang bacaan, pembaca
boleh saja menganggap tidak perlu membaca, jika belum tahu pembaca melakukan
tahap selanjutnya.
b.
Read adalah membaca secepat mungkin
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan sesuai tingkat kesulitan bacaan.
Tujuan umum membaca adalah mencari informasi yang ada dalam bacaan. Informasi
bersifat pokok atau inti dan bisa juga informasi bersifat tidak inti dan juga
penjelas. Jika hanya ingin mengetahui yang pokok, pembaca bisa hanya membaca
secara sepintas (Skimming) sehingga wakyu yang dibutuhkan singkat.
Namun, jika ingin mengetahui semua informasi yang ada dalam bacaan, pembaca
membaca dnegan teliti.
c.
Review adalah membaca sekilas untuk
memastikan tidak ada yang terlewatkan dan atau untuk memperkuat ingatan
terhadap pokok-pokok pikiran yang telah didapat dari tahap read. Pada tahap
ini, pembaca membaca bacaan seperlunya saja seperti pada preview, yang berbeda
adalah tujuannya. Jika preview untuk mengenal bacaan sedangkan review untuk
memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan
sudah dibaca sesuai tujuan.
Ketiga tahapan dalam
metode ini tidak harus digunakan semua secara tertib. Hal tersebut bergantung
pada situasinya. Jika memang diperlukan, ketiga tahap itu digunakan secara
tertib. Pada saat lain, pembaca tidak melakukan tahap preview karena pembaca
sudah mengenai struktur materi bacaan. Bisa saja pembaca tidak melakukan read,
ia hanya melakukan tahap preview dan review karena tidak ada hal-hal yang baru
didalam bacaan sehingga tidak perlu dibaca. Kemungkinan lain adalah pembaca
tidak perlu melakukan review sebab pembaca sudah merasa tidak yakin ada yang
terlewati dan sudah ingat semua tentang informasi yang diperolehnya.
Menurut Gordon (dalam
Haryadi, 2006:91) kelebihan metode P2R, pembaca dilatih membaca sekilas,
pembaca akan memperoleh pemahaman struktur bacaan, pembaca dapat mengetahui
kecepatannya membacanya, dan pembaca dapat mengulang dan mengetahui apakah ada
bacaan yang terlewatkan atau tidak. Sementara, kelemahannya adalah pembaca
tidak dapat membaca secara sistematis, pembaca ceoat bosan dan malas dalam
membaca, dan pembaca merasa tidak mampu untuk memahami bacaan.[6]
2.2.3.3
Metode S-D4
Metode ini
digunakan dengan melihat situasi bacaan. Situasi bacaan terkait dengan apakah
bacaan sudah dikenal atau belum oleh pembaca dan apakah tujuan yang diinginkan
oleh pembaca. Langkah-Langkah metode S-D4:
1.
Survey adalah kegiatan pembaca dalam
melakukan aktivitas membaca secara
sepintas lalu untuk mengidentifikasi struktur dan pokok-pokok pikiran utama
bacaan.
2.
Decide adalah proses membaca memutuskan
untuk melakukan salah satu empat pilihan berikut ini.
a) Skip,
artinya mengabaikan atau sama sekali tidak membaca.
b) Membaca
sepintas. Pilihan ini dilakukan apabila pembaca merasa perlu membaca lagi
bacaan yang telah disurvei.
3. Membaca dengan kecepatan wajar.
Pilihan ini dipilih apabila pembaca belum tahu tentang bacaan yang telah
disurvei sehingga pembaca perlu membacanya dengan kecepatan yang normal.
4. Mempelajari materi bacaan. Pada
pilihan ini, pembaca membaca dengan sungguh-sungguh, teliti, dan hati-hati
sehingga kecepatan bacanya relative pelan.[7]
2.2.3.4
Metode PACER
Menurut
Wainwright (2006: 79) “Metode membaca PACER adalah suatu metode membaca yang
digunakan oleh sebagian besar pembaca cepat dan efisien, namun fleksibilitas
adalah kuncinya”. Selanjutnya menurut Agus (2008: 33) “Metode PACER merupakan
metode membaca untuk memperoleh kecepatan baca yang ideal untuk memahami bacaan
sehingga pembaca dapat membaca seefektif dan seefisien mungkin”.
Sedangkan
menurut Esther (2006: 4) “Metode membaca PACER merupakan membaca membaca cepat
dalam meningkatkan skor dalam memahami bacaan”. Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa metode membaca PACER merupakan metode membaca yang
mengutamakan kecepatan membaca untuk memperoleh pemahaman dari bahan bacaan seefektif dan seefisien mungkin.
1.
Langkah-langkah
metode membaca PACER
Langkah-langkah
metode membaca PACER menurut Wainwright (2008:80) adalah sebagai berikut: (1)
preview (meninjau) adalah membaca sepintas lalu untuk mengenali struktur
bacaan, pokok-pokok pikiran, dan relevansi, (2) assess (menaksir) adalah tujuan
membaca dan materi bacaan, (3) choose (memilih) adalah memilih teknik yang
tepat untuk melaksanakan membaca cepat, (4) expedite (mempercepat) adalah
peringatan untuk meningkatkan kembali kecepatan membaca setelah tertahan bagian
yang sulit, (5) review (meninjau ulang) adalah membaca sepintas lalu untuk
memastikan tidak ada yang terlewatkan untuk memperkuat pokok-pokok pikiran yang harus diingat, dan
harus dilakukan secara hati-hati. Karena ini dimanfaatkan untuk pengecekan
akhir.
1)
Preview (Meninjau)
Preview adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengenal teks bacaan dengan cara
mengenali struktur dari teks bacaan. Kegiatan preview ini dilakukan pada tahap
prabaca yaitu beberapa menit sebelum siswa membaca sekilas bacaan agar siswa
dapat memperoleh kesan umum tentang teks bacaan.
2)
Assess
(Menaksir)
Assess adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menaksir isi dari teks bacaan dilakukan dengan cara tanya jawab antara
guru dan siswa. Assess dapat dilakukan berdasarkan pengetahuan awal yang
dimiliki siswa dalam upaya memusatkan tujuan dari kegiatan asses adalah untuk
membuka mata siswa tentang bacaan berdasarkan
pengatahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan pikiran siswa dan membangkitkan keingintauan
siswa, sehingga lebih meningkatkan pemahaman dan selanjutnya membimbing siswa
pada saat membaca sehingga siswa lebih terkonsentrasi dan terarah dalam membaca
sekilas teks bacaan.
3)
Choose (Memilih)
Merupakan
kegiatan ketiga yang dilakukan siswa dengan cara membaca sekilas teks bacaan.
Pada kegiatan ini siswa memilih untuk membaca sekilas bagian-bagian yang
dianggap penting dan mudah dengan teknik
dan prosedur membaca sekilas yang benar dan tepat.
4)
Expedite (Mempercepat)
Expedite
adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat membaca sekilas teks bacaan
dengan cara memperlambat kecepatan membacanya pada bagian-bagian yang dianggap
penting dan mempercepat kecepatan membacanya pada bagian yang dianggap kurang
atau tidak penting. Dalam kegiatan expedite ini, ketika siswa membaca sekilas
teks bacaan siswa diarahkan untuk menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf
yang ada di dalam teks bacaan.
5)
Review (Meninjau Kembali)
Review
merupakan kegiatan untuk melihat kembali keseluruhan isi teks bacaan. Tujuan
dari review adalah untuk membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman siswa
tentang teks bacaan. Pada 20 tahapan review ini, siswa ditugaskan untuk membuat
kesimpulan dan menjawab pertanyaan tentang teks bacaan secara keseluruhan.
2. Pembelajaran
Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER.
a.
Tahap Prabaca dalam Membaca Sekilas
dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap prabaca adalah proses pembelajaran
yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Pada pembelajaran
membaca sekilas dengan menggunakan strategi PACER, kegiatan yang
dilakukan pada tahap prabaca adalah preview dan assess.
Adapun kegiatan preview (mengamati)
dalam membaca sekilas, yaitu siswa diminta untuk mengamati secara umum teks
bacaan berdasarkan judul dan gambar yang dipajang di depan kelas. Apabila
kegiatan preview sudah dilakukan siswa, selanjutnya diteruskan ke
kegiatan assess yaitu dapat dilakukan dengan menaksir/ memprediksi isi
dari teks bacaan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam
upaya memusatkan pikirannya.
b. Tahap
Saatbaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Pada tahap saat baca, kegiatan yang
dilakukan siswa adalah choose dan expedite. Adapun kegiatan choose
dilakukan siswa siswa memilih untuk membaca sekilas bagian-bagian yang dianggap
penting dan mudah dengan teknik dan prosedur membaca sekilas yang benar dan
tepat. Selanjutnya apabila kegiatan choose telah selesai dikerjakan siswa,
selanjutnya dilakukan kegiatan Expedite.
Dalam kegiatan expedite, siswa
dibimbing untuk meningkatkan kecepatan membacanya pada teks bacaan. Pada saat
membaca sekilas teks bacaan, siswa dibimbing untuk memperlambat kecepatan
membacanya pada bagian-bagian yang dianggap penting dan melewatkan
bagian- bagian dari teks bacaan yang dianggap merupakan bagian yang kurang
atau tidak penting. Tujuan dari kegiatan expedite ini agar siswa mampu
menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf dengan benar. Dilanjutkan dengan
menjawab pertanyaan mengenai teks bacaan (review).
c. Tahap
Pascabaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap pascabaca dilakukan untuk
memastikan tidak ada bagian bahan bacaan yang terlewatkan agar siswa
lebih yakin maka dilakukan langkah strategi PACER yang terakhir yaitu
review (meninjau ulang). Pada tahapan review, siswa ditugaskan untuk
membuat kesimpulan teks bacaan. Guru menguji sampai dimana kemampuan siswa
dalam memahami isi teks bacaan sehingga dapat membuat kesimpulan yang
benar sesuai dengan isi bacaan.[8]
2.2.3.5
Metode PQRST
Metode
PQRST merupakan singkatan dari Preview , Question, Read, Summarize and Test.
Dalam proses pembelajaran membaca, metode PQRST berarti proses membaca yang
terdiri dari lima langkah yang sistematis dan berurutan sesuai dengan
tingkatannya yaitu pertama preview, kedua question, ketiga read, keempat
summarize dan kelima test. Setiap langkah tersebut mempunyai tujuan dan langkah
yang lebih khusus dan praktis Tampubolon (1984); Edward (1987); Soedarso
(2005); Debat dalam Forum (vol 44 No. 1, 2006)
Membaca
melalui metode PQRST, pembaca sebelum membaca teks terlebih dahulu mahasiswa
melakukan preview bacaan untuk mendapatkan gagasan umum tentang teks tersebut. Lalu
dia mengajukan pertanyaan (question) pada diri sendiri yang jawabannya
diharapkan ada dalam bacan tersebut dan akhirnya mahasiswa akan lebih mudah
memahami teks tersebut secara keseluruhan. Mahasiswa mulai membaca (read)
dengan sesungguhnya.
Setelah
itu mahasiswa membuat ringkasan
(summary) apa yang telah dibacanya. Akhirnya mahasiswa diberi latihan (test)
untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman mereka Ginnis (1982); Frankfort
dan Dye (1995); Soderaso (2005). Secara teoritis, penerapan metode PQRST lebih sistematis,
terarah, dan terus menerus dalam kurun waktu tertentu akan dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman mahasiswa dengan indikator pencapain hingga 20-30% Tampubolon
(1984); Alton dan Robin (1985) Soedarso (2005).
1. Langkah-Langkah
Metode PQRST
Langkah 1: Preview
(preview)
Preview
atau prabaca artinya meninjau lebih dahulu sebelum membaca. Wainright (2006)
mengatakan bahwa preview adalah suatu langkah di mana untuk mengenal bahan/materi/bacaan
sebelum membaca secara sepintas atau membaca sepintas lalu untuk mengenali
struktur bacaan, pokok-pokok pikiran sebuah teks.
Preview
juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengetahui lebih awal tentang
isi baca secara sekilas. Langkah ini dilakukan untuk mengenal organisasi dan
ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk mempercepat menangkap arti,
mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang penting, melihat susunan bahan
bacaan dan menarik perhatian, minat dan motivasi terhadap bacaan, dan
memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Prabaca hanya dilakukan dalam
beberapa menit tetapi dengan cara yang sistematis agar mahasiswa dapat dengan cepat
menemukan ide-ide penting dalam sebuah teks. Prabaca sangat membantu mahasiswa
dalam mencapai pemahan yang maksimal Frankfort dan Dye (1995); Soedarso (2005).
Langkah 2 : Question
(bertanya)
Pada
saat preview, mahasiswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebanyak mungkin
tentang isi bacaan dan apa yang ada dalam pikiran mereka misalnya dengan mengubah
judul bacaan dan subjudul atau sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan.
Mahasiswa
bisa menggunakan kata seperti siapa, apa, kapan, bagaimana atau mengapa dan
lain-lain. Misalnya ada judul bacaan Sport. Judul tersebut bisa diubah menjadi
What kind of sport people like now? Atau What kind of sport cost much? atau
pertnyaan yang lebih spesifik menjadi What is popular sport in this country?.
Atau Why do pople take more exercise nowadays?” Tentunya pertanyaan pertanyaan tersebut hanya ada dalam
hati pembaca (mahasiswa) yang diharapkan
ada jawabanya dalam bacaan tersebut.
Langkah 3: Read
(Membaca)
Langkah
ketiga, membaca (read) merupakan kegiatan utama dalam metode membaca PQRST.
Pada langkah ini mahasiswa akan membaca secara lengkap dan tuntas serta komprehensif
untuk mendapat jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan. Jadi membaca yang
sesungguhnya baru langkah ketiga bukan langkah pertama seperti membaca dengan
metode konvensional Alton dan Robin (1985); Soedarso (2005) Pada langkah ini,
mahasiswa membaca secara kritis dan berkonsentrasi
untuk penguasaan ide pokok dan detail yang penting dari sebuah bacaan yang ada.
Mahasiswa
harus memperlambat tempo membaca pada bagian yang penting dan sebaliknya mempercepat pada bagian
yang kurang penting atau bagian yang sudah diketahui oleh mahasiswa. Pada tahap
ke tiga ini, mahasiswa harus memperhatikan dua hal yaitu (1) jangan membuat catatan karena akan
memperlambat dan itu bisa bisa menjadi kutipan kata-kata penulisnya saja, dan
(2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata, atau frase atau
kalimat tertentu karena hal ini bisa jadi selesai membaca kits salah memilihnya
sehingga, menghilangkan kosentrasi dan waktu belaka Wainwright (2006).
Langkah 4: Summarize
(meringkas)
Pada
langkah ke 4, (summary), setelah mahasiswa telah selesai membaca secara tuntas
dan komprehensif. Mahasiswa selanjutnya membuat ringkasan (summary) secara
ringkas guna membantu mengingat apa yang telah dibacannya. Secara teoritis
kegiatan summary ini akan sangat membantu mahasiswa untuk mendapatkan jawaban
yang benar dalam teks. Melalui summary mahasiswa mencoba mendapatkan
hal-hal penting dalam bacaan dan detail yang yang mendukung bacaan tersebut. Pada
bagian ini biasanya, waktu yang diperlukan setengah dari waktu membaca utama
tetapi ini bukan pemborosan atau ketidakefesienan tetapi kenyataannya orang
yang membaca tanpa aturan akan cenderung mengulang-ulang secara berkali-kali.
Pengulangan
ini terjadi karena membaca tanpa metode, biasanya pembaca sering dan segera
lupa dan mereka terpaksa mengulanginya beberapa kali dan bahkan lebih banyak
lagi Nunan (1995); Soedarso (2005).
Langkah 5 : Test (tes
atau latihan)
Langkah
lima ini siswa diberikan tes atau semacam pertanyaan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman yang sudah diperoleh dari buku atau materi yang sudah di baca
sebelumnya. Artinya siswa diberi kesempatan untuk mengetahui kemampuannya secara
nyata setelah melakukan empat langkah sebelumnya.
Langkah
kelima juga berfungsi sebagai feedback dari proses dan langkah sebelumnya untuk
mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu memahami teks atau bacaan yang mereka
baca. Tes, di damping berfungsi untuk mengetahui kemampuan akhir mahasiswa setelah
membaca, juga berfungsi untuk melakukan remedial proses membaca agar apa yang
ditargetkan dalam pembelajaran dapat berhasil Frankfort dan Dye (1995); Nunan
(1995).
Dari
langkah metode belajar PQRST yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa
metode belajar ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran, terutama
terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk berkonsentrasi
lebih lama. Uji diri Anda setelah Anda selesai membaca keseluruhan bab.
Pikirkan
berapa banyak ide-ide dari bab yang baru Anda baca itu yang dapat Anda ingat.
Pada tingkat inilah Anda harus mulai menyimpan apa yang telah Anda pelajari ke
dalam ingatan jangka panjang Anda. Dengan menggunakan Teknik Membaca PQRST,
masalah terlalu banyak untuk dibaca akan dapat Anda atasi. Teknik Membaca PQRST
ini memudahkan dan mempercepat proses pembacaan dan pengingatan Anda.
Metode
pengembangan dan implementasi riil pembelajaran membaca dengan metode PQRST
meliputi dua kegiatan utama apa yang dilakukan dosen dan apa yang dilakukan
mahasiswa. Namun demikian, untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang
optimal yang melibatkan mahasiswa sebagai pelaku utama dan dosen sebagai fasilitator, diperlukan implementasi operasional pembelajaran
tersebut.[9]
2. Hambatan Dalam Proses Membaca PQRST
a)
Membaca dengan Menunjuk
Sebagian
lagi ada yang membaca dengan menunjuk-nunjuk teks yangsedang dibacanya dengan
jari atau alat tulis. Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan efesien
karena si pembaca melakukan pembacaan kata demikata. Di samping itu, cara
membaca dengan menunjuk-nunjuk ini juga bisa membuat tangan cepat lelah dan pada
akhirnya bisa mempengaruhi daya tahan baca.
b)
Membaca dengan menggerakan kepala
Sebagian lagi memiliki kebiasaan membaca dengan
menggerakkan kepala(dari arah ke kiri ke kanan, dan sebaliknya) mengikuti
kata-kata yang sedang dibaca. Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan
efisien karena si pembaca pada dasarnya mengikuti pembacaan kata demi kata. Di
samping itu cara membaca dengan menggerakkan kepala bisa juga mengakibatkan
kepala cepat lelah dan bahkan pusing.
c)
Keadaan lingkungan tidak mendukung
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kita dalam memahami
isi bacaan, salah satunya adalah lingkungan. Sebagian orang merasa terganggu
bila dalam melakukan kegiatan membaca ada orang yang mengganggu.
d)
Daya tahan membaca cepat berkurang
Hal
ini dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya adalah posisi membaca yang tidak
nyaman.
e) Lampu
/penerangan yang tidak mendukung
f) Munculnya
kemalasan. Hal ini dikarenakan :
- Pada
dasarnya kurang suka membaca.
- Bahasa yang ada dalam teks bacaan kurang dikuasai
- Uraian dalam teks bacaan terlalu sulit
diikuti dan dipahami.
3. Cara Mengatasi Hambatan dalam Proses Metode Membaca PQRST
a)
Membaca dengan Menunjuk
Untuk
mengatasi hambatan ini bisa dilakukan dua cara berikut. Pertama dengan
memasukan tangan yang suka menunjuk-nunjuk itu ditugaskan memegang buku yang
sedang dibaca (sekaligus jari telunjuk dan jempol ditugaskan untuk menyiapkan
dan membuka `halaman berikut' yang akan dibaca).
b)
Membaca dengan menggerakan kepala
Untuk
mengatasi kepala yang bergerak-gerak ini maka si pembaca bisa memegang dagunya.
Jadi ketika membaca, salah satu tangan memegang teks bacaan dan tangan yang
lain memegang dagu. Jika cara mengatasi hambatan yang disebut di atas dilakukan
berulang-ulang, maka kebiasaan buruk dalam membaca itu lama-lama akan hilang.
c)
Keadaan lingkungan yang tidak mendukung
Untuk
mengatasi masalah ini yang dapat dilakukan adalah mencari tempat yang tenang dalam
melakukan kegiatan membaca.
d)
Daya tahan membaca cepat berkurang
Untuk
membaca diperlukan posisi yang nyaman dan tenang, sehingga ketika membaca daya tahan akan
terjaga.
e)
Lampu /penerangan yang tidak mendukung
Hambatan
ini bisa diatasi sesuai kasusnya.
Pertama, dengan memperbaiki posisi duduk yang baik ketika membacayaitu:
posisi badan diusahakan tegak dan rileks, dan tidak terlalu miring (entah
miring ke depan,ke belakang, atau terlalu miring ke samping kiri atau ke
kanan).Posisi badan yang terlalu miring akan sangat melelahkan.
Kedua,
dengan memperbaiki lampu/penerangan. Lampu/penerangan yang tidak baik (=redup,
kurang terang) akan membuat mata cepat lelah; dan kita berlangsung lama bisa
membuat mata sakit. Untuk membaca tulisan yang bergerak dari kiri ke kanan
(misalnya tulisan latin), maka arah penerangan sebaik-nya dari sebelah kiri;
dan untuk membaca tulisan yang bergerak dari sebelahkanan ke kiri (misalnya
tulisan Ibrani, Arab), maka arah penerangan sebaiknyadari sebelah kanan.
f)
Munculnya kemalasan
Masalah
ini dapat diatasi dengan cara memotivasi diri sendiri agar menyukai pada suatu
bahan bacaan. Misalnya, kita menyukai sastra, sebaiknya agar minat baca tumbuh
maka yang kita baca dengan metode ini adalah novel atau cerpen.[10]
2.2.3.6
Metode S2QR
Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk
membaca tabel, grafik atau diagram yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek,
question, dan reading. Pembaca yang sedang studi membaca membaca tabel dengan
tahap survai, seek, question, dan reading.
1)
Survai
merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel.
2)
Seek
adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom
dan informasi tambahan yang ada diluar kolom tabel.
3)
Question
adalah kegiatan pembaca membaut pertanyaan tentang isi tabel atau tujuan
membaca tabel.
4)
Reading
adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh
informasi-informasi yang dicari. Pembaca dalam melakukan tahap ini berpedoman
pada tahap question.
2.2.3.7 Metode
PQ3R
Metode PQ3R merupakan membaca untuk studi yang meliputi tahap prepare (tahap
mula), question, reading, recite, dan review (Nurhadi 2005:129).
Metode PQ3R hampir sama dengan SQ3R. Perbedaannya hanya terletak pada langkah
awalnya saja. SQ3R didahului dengan survai, sedangkan PQ3R didahului
dengan prepare. Prepare adalah tahap mula dalam membaca sebuah buku
dengan cara melihat secara sekilas terhadap keseluruhan sebuah buku. Tahap ini
diperlukan untuk pemanasan atau persiapan tahap berikutnya dan untuk penjajakan
terhadap isi buku.[11]
2.2.3.8
Metode GPID
Merrit
(dalam Haryadi 2006:94) mengatakan bahwa metode GPID merupakan metode membaca
yang terdiri atas empat tahap yaitu Goall, Plans, Implementation, dan
Development atau disebut dengan GPID. Metode GPID dapat juga
diterapkan/digunakan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman cerita anak.
Tahap
pertama pada metode GPID yaitu goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud, dan
apa tujuan membaca. Tahap awal dari metode ini adalah untuk menentukan tujuan
membaca. Pembaca terlebih dahulu menentukan untuk apa ia membaca, apa yang
ingin dicapai, dan apa manfaat membaca. Hal tersebut juga berguna sebagai
pedoman apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pembaca sudah mempunyai arah yang
jelas karena pada saat membaca, pembaca sudah tahu hal-hal yang akan dicari
dalam bacaan, sehingga bisa membaca dengan efektif. Dengan cara seperti itu,
pembaca akan termotivasi untuk melakukan kegiatan membaca sehingga ia membaca
dengan sungguh-sungguh dengan daya upaya yang maksimal. Goall dapat dilakukan
dengan cara membatasi perhatian, latar belakang kendala, memusatkan perhatian,
dan merumuskan maksud dan tujuan.
Plans
adalah rencana untuk mencapai tujuan. Tujuan yang sudah dirumuskan diusahakan
untuk dicapai. Pada tahap ini, pembaca menyusun strategi untuk mencapai tujuan
membaca. Rencana yang dibuat berhubungan dengan teknik baca yang digunakan,
bagian-bagian yang dibaca, dan rencana-rencana lainnya. Plans dapat dilakukan
dengan cara mengkorelasikan maksud bagian-bagian yang dibaca, perincian yang
lebih khusus, dan penyusunan pola membaca. Misalnya dengan mempersiapkan pensil
untuk memberi tanda pada bacaan dan membuat catatan.
Implementation
adalah pelaksanaan membaca. Pada tahap ini pembaca melakukan kegiatan membaca
dengan memperhatikan tujuan yang dicapai dan rencana yang sudah disusun untuk
mencapai tujuan tersebut. Pelaksanaan membaca sudah dengan teknik dan pola yang
sudah direncanakan. Pembaca tidak lagi membaca tanpa arah dan tujuan. Ia juga
tidak akan membaca hal-hal yang tidak berguna dan hal-hal yang tidak ada
kaitannya dengan tujuan membaca.
Development
adalah proses evaluasi dan proses pengambilan simpulan, yang dievaluasi pada
tahap ini apakah tujuan membaca sudah dapat dicapai, apakah rencana sudah
berjalan sesuai dengan yang direncanakan, dan apakah kegiatan secara
keseluruhan sudah dapat dicapai. Pembaca mengevaluasi dengan cara mengecek
apakah informasi yang diinginkan pada tahap pertama sudah didapat. Jika sudah,
berarti kegiatan membaca telah berhasil. Jika belum, berarti kegiatan membaca
belum berhasil. Jika sudah berarti rencana sudah berjalan dengan baik dan jika
belum berarti rencana belum berjalan dengan baik.
Hasil
evaluasi digunakan untuk menilai kegiatan baca secara keseluruhan. Setelah
dinilai secara keseluruhan dapat ditarik simpulan apakah kegiatan baca berhasil
atau tidak. Jika tidak berhasil pembaca disarankan melakukan kegiatan membaca
lagi atau pembaca dapat mengubah (rencana) baca yang sudah disusun. Hal
tersebut tergantung dimana letak ketidakberhasilan dalam membaca, apakah pada
tahap goall, tahap plans, atau pada tahap implementation. Jika sudah berhasil,
pembaca bisa menghentikan kegiatan bacanya atau membaca yang lain.
Berdasarkan
pendapat Merrit tentang metode membaca GPID dapat disimpulkan bahwa dalam
membaca GPID ada empat tahap yaitu Goall, Plans, Implementation, dan
Development. Keempat tahap tersebut saling berkaitan dan dapat membantu siswa
dalam pembelajaran membaca.
2.2.3.9 Metode
OK5R
Pengertian
Metode Pembelajaran OK5R – Menurut Trianto (2014 : 150-153) Metode OK5R oleh
Walter Pauk direktur reading study center cornell university Metode OK5R.
Metode mambaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas tahap overview,
key ideas, read, record, recite, review, dan reflect. Tahapan dalam metode ini
hampir sama dengan tahapan metode SQ3R. Tahap yang sama adalah read, recite,
review, dan overview (menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang tidak sama
adalah key ideas, record, dan reflect.
Key
ideas (ide-ide kunci) merupakan kegiatan membaca untuk memisah-misahkan ide-ide
atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-ide penjelas.Record merupakan
kegiatan membuat catatan-catatan atau menandai bacaan pada margin-margin dan
membuat ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.Reflect merupakan
kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya. Ide-ide pokok yang
ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam, dibanding-bandingkan antara ide
pokok yang satu dengan ide pokok yang lain dengan melihat persamaan dan
perbedaannya, dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca dari
sumber lain, dan menyusun kebulatan yang lebih besar. Tahap ini sama dengan
membaca kritis. Metode mambaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas
tahap overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect.
Tahapan
dalam metode ini hampir sama dengan tahapan metode SQ3R. Tahap yang sama adalah
read, recite, review, dan overview (menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang
tidak sama adalah key ideas, record, dan reflect. Key ideas (ide-ide kunci)
merupakan kegiatan membaca untuk memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-pikiran
utama dari kumpulan ide-ide penjelas. Record merupakan kegiatan membuat
catatan-catatan atau menandai bacaan pada margin-margin dan membuat ringkasan
ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.Reflect merupakan kegiatan merenungkan
kembali hal-hal yang telah dibacanya. Menurut Trianto, (2009 : 150-153)
1. Overview
adalah siswa membaca secara cepat untuk memperoleh gambaran besar mengenai
ide-ide yang dibahas dalam bacaan.
2. Key
ideals adalah (ide-ide kunci) siswa membaca dan
memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan
ide-ide penjelas.
3. Read
adalah siswa membaca karangan ini secara aktif dan siswa memberikan reaksi
terhadap apa yang dia baca dan tidak membuat catatan panjang
4. Record pada tahap ini siswa diminta menggaris bawahi
hal-hal penting dalam bacaan
5. Recite siswa diminta untuk mengingatkan kembali
informasi yang telah dipelajari
6. Review
siswa diminta memceritakan kembali inti sari yang telah dibuatnya dalam sebuah
bacaan
7. Reflect pada tahap ini siswa diminta merenungkan
kembali apa yang telah mereka baca sehingga dapat mengaitkan subtopik-subtopik
dalam teks bacaan bacaan Legenda.[12]
Dari segi waktu pelaksanaannya teknik membaca OK5R dibagi
menjadi tiga bagian yaitu sebelum membaca, selama membaca, dan setelah membaca:
1)
Sebelum
membaca
Sebelum
membaca dilakukan terlebih dahulu tinjauan umum (overview). Dilakukan dengan
membaca bab secara sekilas untuk mengetahui secara cepat isinya. Overview
dilakukan dengan : [1] Memperhatikan judul dan sub-judul yang ada dalam bab
untuk memperoleh gambaran gagasan yang akan dijelaskan, masalah-masalah yang
akan dipersoalkan, dan pertanyaan yang diajukan. [2] Mencari gambaran secara
umum tentang isi bab tersebut. Judul dan süb-judul dalam bab akan berfungsi
sebagai advance organizer (pemicu pemahaman). Fungsi tinjauan umum adalah untuk
pemanasan dan mempersiapkan pemahaman yang maksimal dalam membaca bab itu
secara sungguh-sungguh.
2)
Selama
membaca
Selama membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan
dilakukan, yaitu:
a)
Gagasan
kunci (key ideas). Setiap buku pada umumnya disusun terdiri atas tiga
unsur : gagasan pokok, bahan penunjang, dan bagian transisi. Tugas pokok
pembaca adalah memilahkan antara gagasan pokok dan bahan-bahan penunjang.
b)
Membaca
(read). Membaca satu paragraph terlebih dahulu, lalu ajukan pertanyaan:
apa gagasan pokoknya? Bagaimana gagasan penunjangnya mendukung gagasan pokok?
Kata-kata apa yang memberikan petunjuk adanya gagasan pokok dan gagasan
penunjang? Apa isi paragraph yang perlu saya peroleh sebagai hasil membaca bab
itu?
c)
Mencatat
(record). Mencatat hasil pemahaman. ini dilakukan dengan membuat catatan
kecil pada tepi halaman dan menggarisbawahi bagian yang penting saja. Jika
memungkinkan, dibuat catatan atau ringkasan pada lembaran kertas atau buku
catatan tersendiri. Hendaklah dihindari membuat ringkasan dan setiap kalimat
yang ada. Ringkaslah gagasan pokoknya saja.
3)
Setelah
membaca
Setelah
membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu:
a)
Mengungkapkan
kembali secara lisan (recite). Untuk menghindari kelupaan, kita
ungkapkan pemahaman secara lisan. ini dilakukan dengan cara menutup buku dan
mengungkapkan pemahaman yang baru saja diperoleh dengan menggunakan kata-kata
sendiri. Setelah mengungkapkan, kita periksa apakah sudah benar pemahaman yang
kita ungkapkan. Kita lakukan rangkaian membaca, mencatat, dan mengungkap. kan
isi paragraph demi paragraph sampai akhir bab.
b)
Mengulang
(review). Setelah selesai mengungkapkan kembali seluruh gagasan pokok
dan penunjang, hendaklah diulang kembali seluruh bagian untuk memperoleh
gambaran menyeluruh.
c)
Merenungkan
kembali (reflect). Setelah selesai seluruhnya, hendaklah direnungkan
kembali semua gagasan pokok yang telah diperoleh dan membaca bab tersebut.
Dibandingkan satu gagasan pokok dengan yang lain, dilihat mana yang sama dan
mana yang bertentangan. Dipadukan pengetahuan baru yang diperoleh dan membaca
bab itu dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.[13]
2.2.3.10 Metode
SUPER SIX Re
Merupakan
metode membaca buku untuk keperluan studi yang meliputi enam tahap, yaitu reconnoiter,
read, recite, record, review, dan reflect. Pada hakikatnya kelima
tahap dari enam tersebut sama dengan kelima tahap dalam SQ3R. Persamaan kelima
tahap dari kedua metode tersebut adalah pada tahap-tahap kegiatannya dan tujuan
yang ingin dicapai. Ada dua istilah dari kelima tahap itu yang berbeda, yaitu
pada tahap pertama dan keempat. Tahap pertama pada metode SQ3R adalah survai
sedangkan pada metode SUPER SIX Re adalah reconnoiter. Tahap keempat
pada metode SQ3R adalah recite, sedangkan pada metode SUPER SIX Re
adalah record.
Tahap
yang belum ada dalam metode SQ3R, tetapi ada dalam metode SUPER SIX Re adalah reflect.
Reflect merupakan kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah
dibacanya. Ide-ide pokok yang ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam,
dibanding-bandingkan antara ide pokok yang satu dengan ide pokok yang lain
dengan melihat persamaan dan perbedaannya, dihubung-hubungkan dengan
pengetahuan yang dimiliki pembaca dari sumber lain, dan menyusun kebulatan yang
lebih besar. Tahap ini sama dengan membaca kritis.[14]
2.2.3.11 Metode
dan Teknik Lain
1.
Membaca Skimming dan Scanning
Soedarso (2006: 84)
menyebutkan bahwa sebagai pembaca kita harus berani menjadi tuan dan bacaan
adalah budak kita sehingga bacaan itu dapat diperlakukan sesuai
maksud/keinginan kita. Membaca sesuai dengan keinginan kita dapat kita lakukan
dengan metode skimming dan scanning. Membaca tersebut dilakukan dengan tidak
membaca keseluruhan, tetapi hanya pada bagian-bagian yang dianggap penting
saja.
Komponen
|
Skimming
|
Scanning
|
||
Pengertian
|
Skimming digunakan
untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui apakah
suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel
tersebut, apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail.
Kecepatan membaca secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari
membaca biasa.
|
Scanning digunakan
untuk mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya, ini
dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga
berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik. Scanning berkaitan
dengan menggerakan mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk
mencari kata dan frasa tertentu.
|
||
Contoh
|
skimming untuk
mendapatkan gagasan utama dari sebuah halaman buku teks sehingga dapat
memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan
mendetail.
|
scanning untuk
menemukan nomor tertentu pada direktori telepon, kata dalam kamus.
|
||
Strategi
|
Langkah-langkah skimming :
Baca judul, sub judul
dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut.
Perhatikan ilustrasi
(gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik
tersebut.
Baca awal dan akhir
kalimat setiap paragraf
Jangan membaca kata
per kata. Biarkan mata Anda melakukanskimming kulit luar sebuah
teks. Carilah kata kunci ataukeyword-nya
Lanjutkan dengan
berpikir mengenai arti teks tersebut
|
Langkah-langkah scanning :
Perhatikan penggunaan
urutan seperti ‘angka’, ‘huruf’, ‘langkah’, ‘pertama’, ‘kedua’, atau
‘selanjutnya’.
Carilah kata yang
dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks lainnya.
Terkadang penulis
menempatkan kata kunci pada batas paragraph
|
||
Tarigan (1985) mendefinisikan
membaca skimming (sekilas) adalah suatu tipe mmembaca dengan cara meliputi atau
menjelajah bahan bacaaan secara cepat agar dapat memetik ide-ide utama,
sedangkan scanning (sepintas) adalah suatu teknik pembacaan sekilas tetapi
dengan teliti dengan maksud menemukan informasi khusus, informasi tertentu dari
bahan bacaan.
Dapat disimpulkan bahwa skimming
dan scanning adalah teknik membaca cepat yang sangat bermanfaat bagi
orang-orang yang dihadapkan pada banyak literatur sementara hanya ada sedikit
waktu untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kerancuan dalam
membedakan antara skimming dan scanning. Keduanya merupakan teknik membaca
cepat, hanya saja berbeda tujuan penggunaan.
Dalam praktiknya, skimming dan
scanning seringkali digabungkan. Setelah melakukan skimming, pembaca memutuskan
teks tersebut menarik, lalu dilanjutkan dengan scanning lokasi informasi yang
spesifik. Bisa juga sebaliknya, melakukan scanning ketika pertama kali
menemukan sumber untuk menentukan apakah teks tersebut akan menjawab pertanyaan
Anda dan selanjutnya melakukan skimming mencari pesan yang ingin disampaikan
penulis atau gagasan utamanya (http://gurupembaharu.com/home/?p=3989, 2010).[15]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode berasal dari kata
methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Edward Anthony
(1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan perencanaan secara
menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak
ada satu bagian pun yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada suatu
pendekatan tertentu.
Metode pembelajaran
merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam menyajikan materi
pelajaran secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk
mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi yang berbeda.Metode dan teknik
membaca ada tiga yaitu metode dasar, metode menengah dan metode lanjutan.
Metode lanjutan diantanya yaitu metode PQ3R, P2R, S-D4, PACER, PQ3R, PQRST,
S2QR, GPID, OK5R, dan SUPER SIX Re.
3.2 Saran
Berdasarkan materi yang
telah dijelaskan, maka kami menyarankan bahwa sebagai seorang calon pendidik
pemahaman tentang membaca dalam Bahasa Indonesia perlu diperluas, karena selain
dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari – hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan
berbahasa siswa Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami, dan khususnya pembaca makalah ini..
Daftar
Pustaka
Fikry, Tajdidah. 2013. Metode PQRST (Membaca Tingkat
(Lanjut). [Online] Tersedia: http://thufailaalkinaanah.blogspot.co.id/2013/01/metode-pqrst-membaca-tingkat-lanjut.html. {21 Oktober 2017 }
Hurmali, Tarcy.
2011. Seni & Strategi Membaa Cepat Tanpa Lupa. Yogyakarta: Sophia
Timur Publisher.
Khuzaimatun,
Siti. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Metode
SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 SMAN 1 Sumberlawang. [Online] Tersedia: https://core.ac.uk/download/pdf/12346762.pdf
{09 Oktober 2017}.
Nurmina. Dkk. 2015. Efektivitas
Metode P2R Untuk Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Mahasiswa Calon
Guru Bahasa Indonesia Universitas Al Muslim. [Online]
Tersedia:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjqoteI1oXXAhXEKY8KHX65C4oQFggsMAE&url=http%3A%2F%2Fejournal.upi.edu%2Findex.php%2FJER%2Farticle%2Fdownload%2F1417%2F969&usg=AOvVaw3cKE6ER3zDxi_3rQJ0euPh
{09 Oktober 2017}.
Prasrihamni, Mega. 2014. Peningkatan
Keterampilan Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER di Kelas IV SD N
19 Atb Kota Padang.
[Online] Tersedia:https://www.scribd.com/doc/277404949/SKRIPSI-MEGA-PRASRIHAMNI-pdf. {15 Oktober 2017}.
Riadi,
Muchlisin. 2013. Strategi Belajar SQ3R. [Online]
Tersedia:
http://www.kajianpustaka.com/2013/04/strategi-belajar-sq3r.html?m=1
{15 Oktober 2017}
Sinulingga,
Johan. 2010. Implementasi
Metode PQRST dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca (Reading) Mahasiswa. [Online] Tersedia:
http://digilib.unimed.ac.id/453/1/Fulltext.pdf
{15 Oktober 2017}.
Somadayo, Samsu.
2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ulfahchanifah. 2015. Metode Membaca. [Online] Tersedia: https://chanifahulfahwordwordpresscom.wordpress.com/2015/11/18/metode-membaca/.
{15 Oktober 2017}.
.
2009. Model Pembelajaran Membaca Menggunakan Metode Skimming dan Scanning dengan
Teknik One-to-One. [Online] Tersedia: http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/05/model-pembelajaran-membaca-menggunakan.html.
{15 Oktober 2017}.
[1] Ulfahchanifah.2015. Metode
Membaca. www.wordpress.com. 15 Oktober 2017.
[2] 2010. Model dan Metode
Membaca. [Online] Tersedia: Http://Tugaskampuss.Blogspot.Co.Id/2010/02/Model-Dan-Metode-Membaca.Html
[3]Skripsi Siti Khuzaimatun.2009. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 SMAN 1
Sumberlawang. 09 Oktober 2017. (Hlm 26-31)
[4] Muchlisin Riadi. 2013. Strategi Belajar SQ3R. [Online]
Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2013/04/strategi-belajar-sq3r.html?m=1
[5]
Hurmali, Tarcy. 2011. Seni & Strategi Membaa Cepat Tanpa Lupa. Yogyakarta:
Sophia Timur Publisher.
[6] E-Jurnal Nurmina. Dkk. 2015. Efektivitas Metode P2R
Untuk Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Mahasiswa Calon Guru Bahasa
Indonesia Universitas Al Muslim. 09 Oktober 2017 (Hlm 27-28)
[7] Ulfahchanifah.2015. Metode
Membaca. www.wordpress.com. [Online] Tersedia: https://chanifahulfahwordwordpresscom.wordpress.com/2015/11/18/metode-membaca/.
[8]
[8] Skripsi
Mega Prasrihamni. 2014. Skripsi
Peningkatan Keterampilan Membaca Sekilas Dengan Menggunakan Strategi PACER Di
Kelas Iv Sd N 19 Atb Kota Padang. (Hlm 15-22)
[9] E-Jurnal Johan
Sinulingga. Implementasi Metode Pqrst Dalam Upaya Meningkatkan
Keterampilan Membaca (Reading) Mahasiswa (Hlm 3-5)
[11]
2010. Model dan Metode Membaca.
[Online] Tersedia: Http://Tugaskampuss.Blogspot.Co.Id/2010/02/Model-Dan-Metode-Membaca.Html
[12]
Amirul Huda, Fakhtan. 2017. Pengertian Metode Pembelajaran
OK5R. [Online] Tersedia: http://fatkhan.web.id/pengertian-metode-pembelajaran-ok5r/
[13]
Sena. 2012. Teknik Membaca Buku (Bagian 3 - Habis). [Online]
Tersedia: http://artikelkondang.blogspot.co.id/2012/09/teknik-membaca-buku-bagian-3-habis.html
[14]
Sena. 2012. Teknik Membaca Buku (Bagian 3 - Habis). [Online]
Tersedia: http://artikelkondang.blogspot.co.id/2012/09/teknik-membaca-buku-bagian-3-habis.html
[15] .
2009. Model
Pembelajaran Membaca Menggunakan Metode Skimming dan Scanning dengan Teknik
One-to-One. [Online] Tersedia: http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/05/model-pembelajaran-membaca-menggunakan.html
terimakasih,sangat membantu sekalai dalam pandemi covid 19 ini
BalasHapusJasa sewa dan jual Tenda Roder, Tenda Transparan, Tenda membrane, Tenda Kerucut, Tenda Sarnafil, Tenda Serbaguna, Tenda gudang dll
BalasHapusBerikut penjelasan dan fungsi dari masing masing tenda:
*Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).
Tenda Roder senidiri biasa di gunakan sebagai:
-Tenda vaksinasi
-Tenda darurat Rumah sakit
-Posko Pengungsian
-Tenda Peresmian
-Tenda Pameran
-Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya
Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)
*Tenda Transparan
Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegant karna bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari ataupun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
-Acara Wedding
-Acara birthday party
-Acara pesta malam
-Acara Event food frestival dan masih banyak lagi kegunaannya.
*Tenda Kerucut / Tenda Sarnafil
Tenda ini biasanya digunakan untuk:
-Bilik desinfektan
-Event outdor / pameran
-Tenda pameran
-Tenda event / frestival
-Posko pengamanan covid
-Posko Polisi sementara
-Posko darurat Rumah Sakit
-Ruangan darurat rumah Sakit dan masih banyak kegunaan lainnya.
Tenda kerucut dapat menutup sempurna untuk menghindari panas matahari langsung ataupun air hujan, untuk ukuran tenda yang biasa di gunakan beberapa macam yaitu 3x3m, 5x5m, dan 10x10m.
*Tenda Membrane
Tenda Membran sendiri memiliki kesan yang Elegan dan kokoh, makannya sangat cocok sekali untuk di gunakan sebagai:
-Atap Cafe
-Atap Restoran
-Atap Loby Hotel
-Atap Lapangan Sepak bola
-Atap Hall
-Atap JPO
-Atap stadon dan masih banyak lagi fungsi lainnya
untuk Jasa penyewaan sendiri kami dapat melayani untuk daerah JABODETABEK dan sekitarnya
untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di:
No.wa : 081977000899 / 081112300319 / 081112520816
Alamat: Taman Ubud Cendana 1 No.19 Lippo Village, Tangerang Banten
TENDA RODER, TENDA TRANSPARAN, TENDA KERUCUT, TENDA SARNAFIL, TENDA VAKSINASI, TENDA MEMBRAN, TENDA CAFE, TENDA HOTEL, TENDA LAPANGAN BOLA, TENDA DARURAT RUMAH SAKIT, POSKO PENGUNGSIAN, BILIK DESINFEKTAN, PISKO PENGANAMANAN COVID, RUANGAN DARURAT RUMAH SAKIT.
#TENDAVAKSINASI #TENDAEVENT #TENDAWEDDING #TENDABAZAR #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL#POSKOPENGUNGSIAN #BILIKDESINFEKTAN #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #FRESTIFALMUSIK #KONSERMUSIK #KONSER #JAKARTA #BANDUNG #KARAWANG #JAWATIMUR #JAWABARAT #JAWA TENGAH #SURABAYA #KALIMANTAN #PISKOPENGANAMANANCOVID #RUANGANDARURATRUMAH SAKIT
#TENDAVAKSINASI #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL #TENDASERBAGUNA #TENDADRIVETHRU #TENDAVAKSIN #TENDAPEMAKAMAN #TENDA MEMBRAN #TENDA CAFE #OODFRESRIFAL #KONSERMUSIK #FRESTIFALSENI #EVENTORGENAIZER #ACARAMUSIK #KONSERSENI #BOOTHPAMERAN #STANDPAMERAN #EVENTPAMERAN #TENDAPAMERAN #TENDAEVENT #TENDAKONSER #TENDABESAR #SEWATENDA #SEWATENDAKERUCUT #SEWATENDASARNAFIL #SEWATENDARODER #SEWATENDATRANSPARAN #SEWATENDAWEDDING #SEWATENDAUPACARA #SEWATENDAFOODFRESTIVAL #TENDAMURAH #TENDATERLENGJAP #VENDORTERPERCAYA #VENDORTERMURAH #TENDAMURAH #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #TENDARUMAHSAKIT #TENDASERBAGUNA #TENDASEMIPERMANEN #TENDAEVENT #TENDAPAMERAN #TENDAKECIL #TENDASIRCUIT #TENDAARENABALAP #SEWATENDASIRCUIT #SEWATENDAAREABALAP #SEWATENDAUNTUKMOTORGP #SEWATENDAEVENT #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #TENDAKERUCUT #TENDA SARNAFIL #TENDATERLARIS #TENDATERMURAH #TENDAMURAH #TENDALARIS #TEND3X3M #TENDASARNAFIL3X3M #TENDAKERUCUT3X3M #TENDASARNAFIL5X5M #TENDASARNAFIL4X4M #TENDASARNAFILMURAH #PRODUSENTENDA #PRODUSENTENDASARNAFIL #JUALRANGKATENDA
https://www.tendaroderindonesia.com/
https://shopee.co.id/dewi.melansari
https://www.tokopedia.com/meylans
https://www.facebook.com/profile.php?id=100055894358161
https://www.instagram.com/juragantendaofficial/
https://wordpress.com/home/juragantendaofficial.wordpress.com
https://twitter.com/IndonesiaRoder